Langsung ke konten utama

TAGİHAN-TAGİHAN

Setiap abis gajian, yang paling membuat migren semua mamak adalah tagihan, cicilan, kreditan. Rasa-rasanya gak rela gitu, gaji si bapak yang lembarannya genap, tetiba menjadi hilang satu per satu demi membayarkan sama instansi-instansi yang gak ada hubungannya sama kehidupan keluarga mamak.

Sebelum gajian, mamak selalu mencatat apa-apa saja yang harus dibayarkan, jadi ketika uang udah ditangan, mamak tinggal mempost-postkan kemana arah dan tujuan lembaran-lembaran itu. Pokoknya mamak itung terus, makin dihitung makin habis gaji bapak. Entahlah, masih menjadi rahasia alam, kenapa gaji itu cepat hilangnya. Gajian jam 12, jam 3 udah kosong lagi dompet.

Sebagai mamak-mamak, dan kayanya semua mamak akan bersikap sama ya, lebih mendahulukan kepentingan anak, suami baru kepentingan diri sendiri. Daripada beli lipstik, mending beli beras. Daripada beli baju mamak, lebih baik mamak belikan pulsa listrik. Sekeluarga mendapatkan manfaatnya. 

Dalam hidup pernikahan, uang memang bukan segalanya, tapi segalanya akan terasa sulit tanpa uang. Anak perlu susu, perlu makan, perlu sekolah, perlu baju. Mamak perlu beli kuota supaya gak mudah stres. Bapak perlu beli makanan burung supaya gak mudah marah-marah di rumah. Uang gak bisa memastikan kebahagiaan, gak bisa menyatukan keluarga, gak bisa mengobati hati yang luka (mulai gagal fokus), tapi tanpa uang, mamak perlu lebih banyak paramex untuk menyembuhkan sakit kepala.

Memastikan anak cukup makan, sandang, papan dengan rejeki halal itu penting. Makanya semua bapak rela banting tulang, kaki jadi kepala, kepala jadi kaki demi keluarganya. Bukan, bukan untuk menjadi kaya, orang tua bekerja bukan untuk menjadikan diri mereka kaya, tapi untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan semua yang terbaik lebih dari yang mereka dapatkan dulu. 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUPPERWARE

Sumini ikut mengerumuni mba Lis, pedagang tupperware di TK Sekar, anaknya. Sejak ada mba Lis, wali murid di TK Sekar seakan berlomba, mengoleksi tupperware. Jangan sampai, koleksi tupperwareku kalah sama yang lain, batin Sumini.  "Ayo mba Sumini, ini bagus loh. Senwid kiper, ada botol minumnya sekalian, gambar kuda poni warna ping," mba Lis mulai promosi. Kebetulan cicilan tupperware Sumini memang sudah lunas. Jadi, apa salahnya ambil baru? "Apa mba Lis? Senwid kiper? Apa sih itu?" Tanya Sumini.  "Tempat bekal khusus buat senwid mba Sum," Sumini mengucapkan o panjang, padahal dalam hati dia bingung, senwid itu apa. İbu-ibu lain mulai menjatuhkan pilihan tupperware yang mereka inginkan. Sumini panas, dia juga harus beli, jangan kalah dengan yang lain. "Aku pesan senwid kipernya mba Lis. Sepuluh kali bayar ya," kata Sumini. Mba Lis mencatat pesanan Sumini, dan mengambilkan barangnya di mobil.  "Kalau sepuluh kali bayar, ga...

NGERUMPI PULANG NGAJI

Ngobrol sama si kakak akhir-akhir ini seperti ngomong sama anak smp. Entahlah. mamak juga heran, kenapa anak sekarang cepat dewasanya. Padahal, sekolah masih teka, baca belum bisa, makan aja masih disuapin, eek masih dicebokin, tapi kalo pola pikir, kalah anak sd. Cita-cita aja gak ngerti artinya, malah bahas pacaran. Ampun sama si kakak. Kakak tiap maghrib sampai isya di mesjid, ngaji sama sholat berjamaah. Pulang ngaji, dia suka cerita sama mamak. Ceritanya macam-macam. Mulai dari yang penting, kaya.... Kakak : "bund, cita-cita itu apa?" Mamak : "apa yang ingin kakak lakukan ketika sudah besar." Kakak : "oh gitu." Mamak dah yakin, pasti si kakak bahas masalah jadi kasir. Cita-cita abadi kakak dari masih kecil adalah jadi kasir di serba 6000, dengan tujuan supaya bisa bebas ambil mainan. Kakak : "jadi, kalau kita ingin jadi kasir itu cita-cita." Mamak : "iya kak." Kakak : "oohhh, kakak pikir ci...

MAMAK MAUNYA APA

Ini pertanyaan yang sedang mamak ajukan ke diri mamak sendiri, berkaitan dengan si kakak (halah). Rasanya, ilmu psikologi yang mamak pelajari selama 4.5 tahun sia-sia, karena anak sendiri pun gak bisa mamak kendalikan kelakuannya.  Jadi di rumah mamak, ada tetangga baru, rumah yang dulunya kosong, kini terisi kembali. Hati mamak gembira sekali, mana tetangga mamak ini bakul kue pulak. Ah, cocok kali rasa mamak kan. Tapiiiiiii.... si kakak, yang sangat antusias tetanggaan sama teman satu sekolah, euforianya keterlaluan. Buka mata pengen langsung main ke tetangga, dan jadi sering ngebentak-bentak kalo dibilang jangan pergi main. Yah, kan gimana ya, namanya juga orang, pengen tidur, istirahat, makan dan punya banyak waktu bersama keluarganya. Dan kalau si kakak main disitu berjam-jam, yang punya rumah pasti eneg, mau nyuruh pulang gak enak, mau dibiarin makin gak enak. Mamak udah ngasi ceramah sama si kakak, semua stok ceramah agama mamak udah mamak keluarkan. Tapi gak me...