Wanita, dalam rentang usia berapapun, selama belum menopause, pasti merasakan pms. Pms itu sakit, emosi pun jadi kek roller coaster, turun naik gak jelas. Bagi mamak, pasca persalinan anak kedua dan make kb non hormonal, malah makin berasa pms nya. Cenut-cenut dari ujung rambut sampai ujung kaki. Entah apalah namanya. Pokok nya badan gak nyaman.
Pms itu syusah. Laki-laki harusnya ngerti, betapa gak nyamannya rasa sakit pas pms yang dirasakan wanita. Coba sakitnya bisa dipindahin, belum tentu kaum adam kuat (mamak mulai rasis).
Tapi emang sih, tiap ciwik pms, cowok yang menanggung akibatnya. Gak tau kenapa, muka pun gak bisa disetel manis, maunya manyun aja. Ngomong pun jadi gak mood, kalo bisa diam terus, rumah bersih terus, makanan ada terus, cucian bersih semua, setrikaan licin semua. Ahhgggg, itu hanya ada dalam khayalan mamak saja.
Pms sesakit apapun, mamak harus tetap masak, nyapu, nyuci, nyetrika. Tetap aja gak boleh marah sama bapak, karena kalau mamak marah sama bapak, biasanya bapak akan membalasnya dua kali lipat lebih kejam. Pms pun, mamak harus berusaha tetap stabil, tenang, cooling down. Tetap senyum, gak boleh marah. Susah sekali lho itu semua mamak lakukan. Butuh perjuangan. Anak-anak mana ngerti emaknya pms, mereka tetep aja rusuh, ngajakin main terus. Gak tau kalo perut mamaknya sakit kek mau beranak.
Perempuan, betapa kompleks Allah menciptakannya. Lemah tapi sanggup menanggung rasa sakit yang kuat. Rapuh tapi mampu menyimpan banyak luka dihatinya. Terjajah oleh kaum lelaki (katanya) tapi punya cinta tak berbatas untuk suaminya. Makanya sampai ada surat an-nisaa' dalam al-quran, surat yang banyak membahas tentang perempuan. Maha suci Allah dengan segala firmanNya.
Dan ketika sakit pms mamak gak tertahankan lagi, si kakak dengan sigap ambil balsem sama minyak angin, ngurutin kaki mamak yang udah dingin, sama ngurutin punggung yang terasa mau copot. Dan nikmat mana lagikah yang mamak dustakan. Kakak memang luar biasa care sama mamaknya (kadang-kadang). Abis ngurutin mamak, kakak ngomong,
"Nanti beli es krim ya bund. Kan kakak udah urusin bunda, urutkan bunda. Es krim ya bund, es krim ya bund."
Memang kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah, mamak nungging ajalah ngurangin rasa sakit daripada ke alfamart beliin si kakak es krim.
Komentar
Posting Komentar