Setiap abis gajian, yang paling membuat migren semua mamak adalah tagihan, cicilan, kreditan. Rasa-rasanya gak rela gitu, gaji si bapak yang lembarannya genap, tetiba menjadi hilang satu per satu demi membayarkan sama instansi-instansi yang gak ada hubungannya sama kehidupan keluarga mamak.
Sebelum gajian, mamak selalu mencatat apa-apa saja yang harus dibayarkan, jadi ketika uang udah ditangan, mamak tinggal mempost-postkan kemana arah dan tujuan lembaran-lembaran itu. Pokoknya mamak itung terus, makin dihitung makin habis gaji bapak. Entahlah, masih menjadi rahasia alam, kenapa gaji itu cepat hilangnya. Gajian jam 12, jam 3 udah kosong lagi dompet.
Sebagai mamak-mamak, dan kayanya semua mamak akan bersikap sama ya, lebih mendahulukan kepentingan anak, suami baru kepentingan diri sendiri. Daripada beli lipstik, mending beli beras. Daripada beli baju mamak, lebih baik mamak belikan pulsa listrik. Sekeluarga mendapatkan manfaatnya.
Dalam hidup pernikahan, uang memang bukan segalanya, tapi segalanya akan terasa sulit tanpa uang. Anak perlu susu, perlu makan, perlu sekolah, perlu baju. Mamak perlu beli kuota supaya gak mudah stres. Bapak perlu beli makanan burung supaya gak mudah marah-marah di rumah. Uang gak bisa memastikan kebahagiaan, gak bisa menyatukan keluarga, gak bisa mengobati hati yang luka (mulai gagal fokus), tapi tanpa uang, mamak perlu lebih banyak paramex untuk menyembuhkan sakit kepala.
Memastikan anak cukup makan, sandang, papan dengan rejeki halal itu penting. Makanya semua bapak rela banting tulang, kaki jadi kepala, kepala jadi kaki demi keluarganya. Bukan, bukan untuk menjadi kaya, orang tua bekerja bukan untuk menjadikan diri mereka kaya, tapi untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan semua yang terbaik lebih dari yang mereka dapatkan dulu.
sabar ya wkwkwk
BalasHapusTerharu ada yang komeng #ngelapairliur
Hapus