Langsung ke konten utama

SERBA INSTAN

Pict dari kompasiana.com

Beberapa hari ini, hari-hari yang mamak lalui adalah hari-hari serba instan. Bayangkan aja, abis makan sarden, makan mi goreng, besoknya makan mi goreng lagi. Gara-gara mamak malas masak, sibuk gak jelas, jadilah keluarga mamak berkorban banyak. Kebutuhan pokok mereka harus dipenuhi dengan yang instan-instan. 

Diawali jumat heatic, mamak bener-bener gak bisa masak yang rumit (emang biasanya gimana mak? *gampar), jadi mamak masak sarden. Si kakak makannya lahap, sambil puja puji, masakan mamak enak, ngasi jempol dua. Dalem hati mamak, ya iyalah enak, sarden. Tinggal tumis doang. Coba kalo asli mamak yang bumbuin ikan, si kakak ngeliatnya aja udah malas. Lanjut sabtu mamak sibuk nyetrika, jadi alasan mamak buat gak masak lagi (emang males sih keknya ya). Si kakak masih terkesan sama sarden mamak, dan minta makan pake sarden lagi. Si bapak nyerah makan sarden, minta yang lain. Sebagai istri yang praktis, mamak belikan aja nasi bungkus (lagi). Malemnya, mamak sama bapak mi instan party tanpa si kakak yang lagi ngaji. 

Hari ini, masih dengan alibi yang sama (males) mamak gak masak lagi. Mamak dah mengusulkan beli lauk aja ke bapak. Tapi bapak langsung senggol bacok, nyindir pedas.

"Mentang-mentang lagi banyak duit, semua beli, ntar lagi nangis curhat ke bapak duit abis."

Mamak merasa tertohok. Kok tau dia ya? Eeehhh, si bapak minta mi instan lagi. Katanya bosan makan nasi bungkus (kata-kata yang hanya bisa keluar dari mulut suami yang istrinya malas masak). Mamak masaklah mi instan lagi. Gak sehat banget kan. 

Dalam hati mamak berdoa sebelum makan, ya allah, semoga makanan ini menjadi kebaikan bagi tubuh. Amiinnn.

Sebenarnya gak boleh kaya mamak ini, malas masak. Karena makanan yang dimasak, akan mengalir dalam tubuh keluarga kita, dan menjadi darah daging. Kalau mamaknya malas masak, anaknya beli makanan di luar, yang gak tau bersih apa gak, sehat apa gak. Ahhh, mamak jadi ngerasa bersalah sama keluarga mamak. Tapiiiiii,,, kita juga harus rajin berbagi kan? Membeli masakan para pedagang adalah salah satu cara berbagi manfaat. Mereka bisa mendapatkan rezeki dari kita. Jadi, gak perlulah mamak merasa sangat bersalah. Mamak kan rajin berbagi, itu pointnya. Lanjutkan mak!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUPPERWARE

Sumini ikut mengerumuni mba Lis, pedagang tupperware di TK Sekar, anaknya. Sejak ada mba Lis, wali murid di TK Sekar seakan berlomba, mengoleksi tupperware. Jangan sampai, koleksi tupperwareku kalah sama yang lain, batin Sumini.  "Ayo mba Sumini, ini bagus loh. Senwid kiper, ada botol minumnya sekalian, gambar kuda poni warna ping," mba Lis mulai promosi. Kebetulan cicilan tupperware Sumini memang sudah lunas. Jadi, apa salahnya ambil baru? "Apa mba Lis? Senwid kiper? Apa sih itu?" Tanya Sumini.  "Tempat bekal khusus buat senwid mba Sum," Sumini mengucapkan o panjang, padahal dalam hati dia bingung, senwid itu apa. İbu-ibu lain mulai menjatuhkan pilihan tupperware yang mereka inginkan. Sumini panas, dia juga harus beli, jangan kalah dengan yang lain. "Aku pesan senwid kipernya mba Lis. Sepuluh kali bayar ya," kata Sumini. Mba Lis mencatat pesanan Sumini, dan mengambilkan barangnya di mobil.  "Kalau sepuluh kali bayar, ga...

NGERUMPI PULANG NGAJI

Ngobrol sama si kakak akhir-akhir ini seperti ngomong sama anak smp. Entahlah. mamak juga heran, kenapa anak sekarang cepat dewasanya. Padahal, sekolah masih teka, baca belum bisa, makan aja masih disuapin, eek masih dicebokin, tapi kalo pola pikir, kalah anak sd. Cita-cita aja gak ngerti artinya, malah bahas pacaran. Ampun sama si kakak. Kakak tiap maghrib sampai isya di mesjid, ngaji sama sholat berjamaah. Pulang ngaji, dia suka cerita sama mamak. Ceritanya macam-macam. Mulai dari yang penting, kaya.... Kakak : "bund, cita-cita itu apa?" Mamak : "apa yang ingin kakak lakukan ketika sudah besar." Kakak : "oh gitu." Mamak dah yakin, pasti si kakak bahas masalah jadi kasir. Cita-cita abadi kakak dari masih kecil adalah jadi kasir di serba 6000, dengan tujuan supaya bisa bebas ambil mainan. Kakak : "jadi, kalau kita ingin jadi kasir itu cita-cita." Mamak : "iya kak." Kakak : "oohhh, kakak pikir ci...

MAMAK MAUNYA APA

Ini pertanyaan yang sedang mamak ajukan ke diri mamak sendiri, berkaitan dengan si kakak (halah). Rasanya, ilmu psikologi yang mamak pelajari selama 4.5 tahun sia-sia, karena anak sendiri pun gak bisa mamak kendalikan kelakuannya.  Jadi di rumah mamak, ada tetangga baru, rumah yang dulunya kosong, kini terisi kembali. Hati mamak gembira sekali, mana tetangga mamak ini bakul kue pulak. Ah, cocok kali rasa mamak kan. Tapiiiiiii.... si kakak, yang sangat antusias tetanggaan sama teman satu sekolah, euforianya keterlaluan. Buka mata pengen langsung main ke tetangga, dan jadi sering ngebentak-bentak kalo dibilang jangan pergi main. Yah, kan gimana ya, namanya juga orang, pengen tidur, istirahat, makan dan punya banyak waktu bersama keluarganya. Dan kalau si kakak main disitu berjam-jam, yang punya rumah pasti eneg, mau nyuruh pulang gak enak, mau dibiarin makin gak enak. Mamak udah ngasi ceramah sama si kakak, semua stok ceramah agama mamak udah mamak keluarkan. Tapi gak me...