Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

IDENTITAS DIRI

Akhir-akhir ini, mamak merasa identitas diri mamak agak ngeblur. Maksudnya identitas diri mamak sebagai individu yang mandiri dan independent (artinya sama aja sih). Jadi gini, kalau udah ngebahas lingkungan, mamak ini seperti remahan rengginang dalam toples, yang bakalan dibuang karena udah melempem (sarkas lebay). Di kantor, siapa sih yang kenal mamak selain ww? Gak ada cinnn, paling orang-orang seruangan aja. Kalau dalam situasi diadakan survey misalnya, ada pertanyaan, siapakah nanan? Total responden pasti menjawab, gak tau. Tapi, jika pertanyaan diganti, siapakah kakak berbadan gemuk yang kemana-mana selalu berdua ww? Sebagian responden akan menjawab, oooo, itu anak buah kak mawar, sebagian lagi menjawab, oooo itu orang yang cuma punya satu teman, ww, dan sebagian kecil menjawab, oooo itu kakak yang tinggalnya jauuuuuuuuhhhhhh dari kota. Tanpa ada yang menyebut nama. Mamak gak terkenal dan gak ada yang pengen kenal. Hahahha. Nah, kalau di lingkungan rumah lebih mengen

HAMIL

Namanya Ayu, nama panjangnya Sri Rahayu. Perempuan bermata bulat dan berambut hitam sebahu. Wajahnya manis, membuat banyak lelaki di kelas senang mengobrol dengannya. Termasuk Aji, biang masalah di kelas. Aji penggemar berat Ayu. Jangan ada satu orangpun mengganggu Ayu, Aji akan mengamuk dan membela Ayu habis-habisan.  Ayu bukan tak tahu dia disukai banyak lawan jenisnya, hanya saja dia tak tahu bagaimana cara menyikapi mereka. Ayu hanya bisa tersenyum malu tiap ada yang menyapa atau kirim salam padanya. Namun Aji lain, Aji bersikap melindungi, setiap ada yang mengganggunya, Aji yang akan berhadapan dengan mereka. Ayu senang diperlakukan seperti itu oleh Aji.  Ayu dan Aji semakin akrab. Tiap kali mereka ngobrol di kelas, teman-teman menyoraki, cieh cieh pacaran. Ayu malu, Aji bangga.  "Ayu, nanti kita ke kantin ya, makan bakso." Kata Aji suatu hari. "Ayu malu Ji. Nanti diejek lagi." "Kita tunggu bel pulang ya. Baru makan bakso." Ayu te

RESAH

Ini bukan tentang lagu payung teduh ya, ini adalah mengenai perasaan mamak yang belakangan ini sedang resah, terkait dengan sikap anak bayi yang kekanak-kanakan (apaan sih mak?). Jadi anak bayi mamak yang sudah beranjak dewasa dan telah berusia 1 tahun (horeeeee), akhir-akhir ini suka mengamuk tiada henti. Anak bayi ini pagi siang sore malam kerjaannya nangis. Dimulai saat subuh, biasanya mamak hidupin alarm jam setengah 5, anak bayi yang semalaman tidurnya gelisah, biasanya mewek, minta japrem mimik. Seperti biasa juga, mamak ketiduran lagi kan, sampe jam 5 atau setengah 6. Bangun buat sholat, ehhhh dia ngamuk lagi. Biasanya inilah yang membuat perang sodara pecah pagi-pagi di rumah mamak, antara mamak dan si bapak. Si bapak masih pengen bobo cantik, mamak memohon kepada si bapak untuk mau momong anak bayi karena mamak mesti masak. "Gak usah masak." Itu kalimat pamungkas bapak, yang ngomong sambil pejam mata. "Pak, gimana bekal anak-anak?" Mamak ng

MAMAK MAUNYA APA

Ini pertanyaan yang sedang mamak ajukan ke diri mamak sendiri, berkaitan dengan si kakak (halah). Rasanya, ilmu psikologi yang mamak pelajari selama 4.5 tahun sia-sia, karena anak sendiri pun gak bisa mamak kendalikan kelakuannya.  Jadi di rumah mamak, ada tetangga baru, rumah yang dulunya kosong, kini terisi kembali. Hati mamak gembira sekali, mana tetangga mamak ini bakul kue pulak. Ah, cocok kali rasa mamak kan. Tapiiiiiii.... si kakak, yang sangat antusias tetanggaan sama teman satu sekolah, euforianya keterlaluan. Buka mata pengen langsung main ke tetangga, dan jadi sering ngebentak-bentak kalo dibilang jangan pergi main. Yah, kan gimana ya, namanya juga orang, pengen tidur, istirahat, makan dan punya banyak waktu bersama keluarganya. Dan kalau si kakak main disitu berjam-jam, yang punya rumah pasti eneg, mau nyuruh pulang gak enak, mau dibiarin makin gak enak. Mamak udah ngasi ceramah sama si kakak, semua stok ceramah agama mamak udah mamak keluarkan. Tapi gak mempan

SURAT CINTA UNTUK SUAMİKU

Aku duduk di atas kursi makan, berfikir tentang, kata apa yang akan aku tulis pertama kali dalam surat cinta untuk Saiful, suamiku. Bukan hanya pasangan muda yang perlu romantisme seperti ini, pasangan paruh baya pun ingin merasakan manisnya madu cinta. Aku tersenyum sambil menghapus air mataku, mulai menggoreskan pena ke selembar kertas yang telah aku semprot dengan parfum kesukaan Saiful, "Saiful suamiku, Assalamualaikum abang, apa kabar? Aida kangen abang. Hehehe, seperti remaja saja ya bang. Tapi serius bang, Aida sangat kangen abang. Padahal dulu, Aida suka pura-pura tidur kalau abang masuk kamar, supaya abang gak bangunkan Aida dan menyuruh Aida membuatkan kopi. Maafkan Aida bang. Sekarang, Aida susah tidur bang, berharap abang datang dan Aida akan buatkan abang kopi paling enak sedunia. Abang, Aida mencintai abang. Sangat cinta. Seharusnya dari dulu Aida bilang, tapi Aida terlalu malu bang. Padahal, abang selalu menunjukkan rasa cinta yang besar pada Aida. Memeluk Ai

MAK MUST STRONG

Mak itu wajib seterong. Ah, terbayang dulu kehidupan masa lalu mamak, dimana kulit tangan sehalus sutra, telapak kaki lembut bak kulit bayi saking gak pernah megang kerjaan rumah. Cuci setrika ada yang ngerjain, masak ada yang ngerjain, bersih-bersih ada yang ngerjain. Pokoknya mamak tinggal beres.  Setelah menikah, realita hidup gak mengijinkan mamak bersantai-santai lagi. Mulailah mamak belajar mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang membuat kulit tangan keras dan telapak kaki kapalan. Tapi, nikmatnya memelihara rumah dengan tangan sendiri itu untold pemirsa, gak bisa digambarkan dengan kata-kata.  Jadi mamak mesti strong. Pas mamak ngeliat mamaknya teman tpa anak bayi, yang lagi hamil muda, bawa motor sendiri sambil gendong anak umur 2 tahunan di depannya dan bonceng anak tk di belakangnya, mamak menyadari, sebagai seorang ibu, menjadi tangguh itu adalah harus. Bukan hanya mamak saja, tapi semua mamak di dunia ini pasti kuat. PASTI. 

MANDUL

Aku dibilang mandul oleh ibu mertuaku, karena sudah setahun menikah, aku belum juga hamil. Perih hatiku mendengar tuduhannya. Apa kabar anaknya? Yakinkah dia anaknya sehat? Aku ingat sekali, kak Leli, mantan istri suamiku sedang hamil anak kedua. Aku masih terbayang wajah pucat İndra suamiku, mendengar berita kak Leli hamil lagi. Dan kemudian, aku, istri kedua suamiku, yang baru setahun menikah dengannya dituduh mandul oleh mertuaku. İronis.  "Ratna, daripada kau diam di rumah, bagus kau kerja. Cari kerja sana. Kan kau ada ijazah guru, bisalah kau ngajar di sekolah. Makin bulat badan kau aku tengok, golek-golek di rumah aja, macam mana kau mau hamil, kalau badan kau sebesar gajah." Kata mertuaku. Aku menangis dalam hati mendengar perkataannya. Makin hari, setiap huruf yang keluar dari mulut perempuan ini makin menyakitkan. Tapi aku diam saja, sia-sia jika aku menjawab kata-katanya. Yang ada dia malah makin panjang mengomel. Setahun menikah dengan bang İndra, aku lelah ti

HARUSNYA MAMAK BAHAGİA

Yang paling menyebalkan dari wiken adalah mamak gak sempat mikirin wiken yang kinyis dan lucu, kaya jalan-jalan, makan-makan, belanja, main-main, dll. Yang ada dalam denyut nadi dan aliran darah mamak hanya setrikaan, cucian, setrikaan cucian, nyapu ngepel nyapu ngepel. Handuk, mukena, seprai semua berbaris ngantri dengan wajah memelas, menunggu mamak cuci setrika. Sementara anak-anak, merengek pengen mamam.  Kalo duluuuuuu, wiken itu luluran, facial, creambath, kondangan, sekarang jangan harap. Mungkin masuk salon pun mamak dah gugup, saking gak pernahnya. Sekarang pun, mamak jadi malas kondangan, karena kalo kondangan, mamak mesti pake baju apa? Seragam kerja atau daster? Cuma dua item itu yang modelnya up to date di lemari. Selain itu hanya gamis-gamis bulukan. Mamak gak sempat belanja-belanja baju, gak sempat punya duitnya, hahaha. Dulu, makan kemana-mana, keliling emol tiap hari, sekarang mamak hanya bisa mengkhayal sambil berdoa, supaya mamak masih berani naik turun eska

TUPPERWARE

Sumini ikut mengerumuni mba Lis, pedagang tupperware di TK Sekar, anaknya. Sejak ada mba Lis, wali murid di TK Sekar seakan berlomba, mengoleksi tupperware. Jangan sampai, koleksi tupperwareku kalah sama yang lain, batin Sumini.  "Ayo mba Sumini, ini bagus loh. Senwid kiper, ada botol minumnya sekalian, gambar kuda poni warna ping," mba Lis mulai promosi. Kebetulan cicilan tupperware Sumini memang sudah lunas. Jadi, apa salahnya ambil baru? "Apa mba Lis? Senwid kiper? Apa sih itu?" Tanya Sumini.  "Tempat bekal khusus buat senwid mba Sum," Sumini mengucapkan o panjang, padahal dalam hati dia bingung, senwid itu apa. İbu-ibu lain mulai menjatuhkan pilihan tupperware yang mereka inginkan. Sumini panas, dia juga harus beli, jangan kalah dengan yang lain. "Aku pesan senwid kipernya mba Lis. Sepuluh kali bayar ya," kata Sumini. Mba Lis mencatat pesanan Sumini, dan mengambilkan barangnya di mobil.  "Kalau sepuluh kali bayar, ga

MENJAGA HATİ

İni bukan tentang lagu yovie nuno yang judulnya menjaga hati. İni tentang kepergian bapak (lagi) yang cuma 3 hari tapi membuat mamak berada dalam situasi yang cukup rumit.  Kepergian bapak disambut dengan  mencretnya anak bayi. Mau subuh, tengah malam, siang bolong, anak bayi gak perduli, dia tetap mencret. Gak mikirin mamak ngantuk mesti nyebokin jam 2 malam, dan masih ngantuk juga pas nyebokin jam 4 pagi. Dan bapak tetap pergi. Bagaimana lagikan, namanya tugas negara. Pas bapak pergi, besoknya si kakak yang muntah-muntah. Jam 2 subuh juga. Mamak ngantuk anak-anak, hikz. Dan yang lebih membuat mamak seteres adalah, mamak harus menjaga perasaan kakak yang ditinggal 'pawang'nya supaya gak nangis, gak rewel dan gak drama malam-malam. Udahlah si kakak muntah-muntah, kalau ditambah drama nangis sampai subuh, mamak gak sanggup. Biarlah mamak mengalah, menuruti perkataan kakak, merendahkan volume suara walopun lagi kesal, dan merespon semua pertanyaan dan pernyataannya, me

DI PERSIMPANGAN

Aku sanggup menahan sakit. Sesakit apapun. Kecuali jika kamu yang menyakitiku. Aku tak mampu.  "Kamu ingat kan waktu aku melahirkan Ki. Sampai pembukaan 10 aku gak mengeluhkan sakit apapun. Ingat?" Kataku pada Rizki, suamiku. Dia diam, membisu, membatu. Aku bahkan tak yakin dia mendengarkan suaraku. "Kamu ingat waktu aku melahirkan Ina? Aku harus sc karena ketubannya sudah keruh? Ingat? Aku takut Ki, sangat takut, masuk sendiri ke ruang OK. Tapi adakah aku mengeluh?" Rizki tetap diam. "Sakit Ki, luka bekas sc nya saja masih sakit sampai sekarang, padahal Ina sudah setahun. Tapi sepatah katapun aku gak pernah menyatakan sakit di hadapan kamu." Rizki tetap diam. Entah apa yang difikirkannya. "Tapi aku gak sanggup Ki, kalo sakit itu berasal dari kamu. Bentakanmu, kekasaranmu, pukulanmu. Aku gak kuat." Rizki mulai bereaksi. Tangannya mengepal. Mungkin dia emosi. 5 tahun berumah tangga, Rizki gak pernah berada di posisi 'mendengarkan' sep

IMAJINASI

Dunia anak adalah dunia yang penuh imajinasi. Dunia anak dunia bahagia, dunia bermain, dunia ceria. Masa yang gak akan pernah terulang lagi. Dimana masalah terberatnya hanya pe-er dan harus tidur siang.  Si kakak, sedang bahagia-bahagianya menikmati masa kanak-kanak. Walopun kadang mamaknya suka gak paham, memaksa anaknya dewasa karena udah punya adik, memaksa anaknya bertanggung jawab padahal anaknya belum bisa mikir apa arti tanggung jawab. Pokoknya mamak si kakak emang nyebelin. Walopun mamaknya nyebelin, si kakak tetap happy. Sebagai anak jaman now yang udah ngerti tekhnologi, si kakak ini paling hobi pura-pura jadi presenter tipi. Bagi mamak-mamak yang ada anak kecil, harusnya tau acara fun time di rajawali tivi. Di situ ada segmen, dimana presenternya jalan-jalan sambil megangin kamera pake tongsis (saking gapteknya, mamak cari kata tongsis di gugel pake keyword 'alat selfi').  Tongsis ala kakak ini dia, ini sebenarnya mainan anak bayi. Jadi, di car seat anak

JSM

Jumat subuh mamak sambut dengan antusias. Bukan karena mau wiken, bukan. Tapi menyambut jsm. Jumat subuh buka mata, selain mikirin antrian kain yang mau disetrika, mamak juga mikirin jsm. Tau kan jsm? Promo diskon harga yang adanya cuma hari jumat sabtu minggu. Lumayan menghemat belanja bulanan promo jsm ini.  Duniawi banget mamakkan. Subuh jumat ambil hp, cek jsm alfamart dan indomart. (Harusnya tahajud mak, tahajud!) Bukannya mamak gak mau ngecek jsm tempat lain, tapi di tempat mamak tinggal, cuma ada alfamart dan indomart. Waktu tinggal di Pekanbaru, mamak pernah berburu jsm di giant, hemat sih, beda seribu dua ribu sama swalayan biasa, tapi jajan si kakak lebih banyak daripada harga yang mamak hemat. Sejak itu, mamak gak mau lagi sok-sok berburu jsm di giant. Rugi bandar mamak.  Inilah dua brosur minimarket waralaba yang tiap jumat mamak amati, mamak resapi dan mamak perbandingkan dengan seksama. Ngitung-ngitung, dimana yang diskonnya paling banyak, dimana yang ban

GAMBAR MAMAK

Semalam si kakak menggambar sesuatu di kertas bekas merk jaket. Dan pas udah selesai, taraaaaaaaa... Kata si kakak, "ini gambar bunda." Mamaknya sih ketawa, ngasi jempol. Dan si kakak mesem-mesem bangga dipuji mamaknya. Tapi sebenarnya dalam hati mamak bergejolak. Kenapa gambar mamak kaya gini, muka mamak dicoret-coret pulak. Maksudnya menggambarkan apa ini nak? Ditambah hidung mamak double gitu. Beserak-serak muka mamak yang ada dalam benak si kakak. Mungkin, ini teguran dari kakak dan Tuhan. Sebagai mamak, mamak masih berantakan dalam mendidik si kakak, gak bisa kasi contoh yang baik juga. Hobi ngomel dan marah-marah. Tiap dia mau ngomong disuruh diam. Sampai-sampai, si kakak tiap malam ngomong, "Bund, Pa, kakak haus." Mamak bapaknya yang flat ini ngomong, "minumlah kalau haus." "Kakak haus perhatian." Mamak sama bapak pandang-pandangan. Terus ketawa.  Padahal banyak makna pastinya dari kata-kata si kakak itu. Seja

NGOPI DULU KITA

Saat-saat heatic kerja, mamak biasanya perlu doping yang banyak. Bukan, bukan doping narkoba ya teman-teman, tapi makanan dong. Sebelum sarapan gak akan bisa kerja. Mind set nya udah gitu dari jaman dahulu. Mamam dulu, baru kerja. Kalo gak makan, otak macet kerjanya. Dan ketika kerjaan dua kali lipat heatic nya (ini sungguh lebay dan pencitraan) mamak perlu kopi.  Padahal mamak bukan pecandu kopi. Malah dulu sempat heran, karena karyawan mamak waktu ngelaundry itu wajib harus ngopi tiap hari. Kalo gak dia lemas, dan gak konsen, katanya. Mamak heran, apa coba hubungan ngopi sama tenaga. Itu cuma sugesti, mamak bilang dengan pongahnya. Dalam hati menyalahkan gaya hidup si kakak yang menurut mamak gak sehat, ngopi itu gula dan kafein, gak ada bagus-bagusnya. Dan sekarang saya kena tulah sodara-sodara, pas sibuk pake banget di kerjaan, mamak gelisah kalo gak ngopi. Emang gak tiap hari, tapi pas padat banget dan banyak mikir. Otak jarang dipake emang suka ngelag kalo banyak pikiran

SETELAH BELASAN TAHUN

Aku tidak akan memaksamu tetap bersamaku, ketika hatimu tak lagi mengalunkan namaku. İtulah kalimat terakhir yang aku ucapkan pada Dion, suamiku atau lebih tepatnya mantan suamiku. Ya, dia memilih pergi dengan Riani, wanita yang katanya lebih baik dariku dalam segala hal. Hebat di ranjang, pandai mencari uang. Aku ini apalah, walaupun bekerja tapi gajiku pas-pasan, beda dengan Riani, seorang pimpinan Bank plat merah. Bagaimana aku bisa panas di ranjang, jika aku harus bangun jam 4 pagi untuk menyiapkan bekal anak-anakku dan Dion. Jam 7 sampai jam 4 aku kerja. Pulangnya, aku masih harus berjibaku dengan cucian, beberes rumah, mengangkat pakaian dari jemuran, mencuci piring. Belum anakku yang masih bayi, perlu banyak perhatian dari ibunya. Weekend diisi dengan menyetrika kain sekeluarga yang segunung tingginya. Kerjaan rutin mingguan seperti mencuci handuk, mencuci seprai, perlengkapan sholat, gorden, semua aku kerjakan. Dion bukan type suami yang mau membantu pekerjaan istrinya. Dia le