Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

BATAS

Kepalaku langsung sakit, ketika baru tiba di rumah, Sari, wanita yang aku nikahi 7 bulan lalu, mengadu sambil menangis bahwa dia baru saja dimaki-maki oleh ibu pemilik kontrakan karena sudah 3 bulan belum bayar uang sewa. Akhir-akhir ini aku memang tidak ada waktu mencari uang tambahan, waktuku habis di kampus, berpacu dengan waktu menyelesaikan tugas akhir. Jika tidak, aku harus membayar lagi uang spp semester depan. Aku tidak sanggup. Namun, harus ada yang aku korbankan, aku jadi tidak pernah punya uang berlebih. Rupiah yang tersisa hanya cukup untuk makan. Aku memeluk Sari. Membelai rambutnya.  “Sabar ya Neng, Aa bakal nyari uang.” Janjiku. Janji yang sebenarnya akupun tidak tau bagaimana cara memenuhinya. “Iya A. Maafin Sari ya, Aa baru pulang kuliah, bukannya dihidangin makanan, malah dapat masalah.” Aku hanya diam. Inilah mungkin alasannya, mengapa ibuku sangat menentang pernikahanku dengan Sari. Aku menikah pada usia cukup muda, 21 tahun. Sari 23 tahun. Sari adalah seni

MAMAK TANPA SKILL

Jadi mamak itu, harus multi talented. Serius. Mendidik dan membesarkan anak itu gak main-main. Pengetahuan harus luas, ilmu mesti banyak. Beruntunglah anak-anak yang punya mamak cerdas dan berkompeten. Ada seorang teman mamak, ngaji pintar, bahasa inggris lancar, pengetahuan umumnya luas, alhamdulillah dapat jodohnya, pria yang sudah punya anak tiga, anak-anak piatu. Dia ngajarin ngaji, bahasa inggris, jadi amalan jariyah insya Allah.  Nah, sayang disayang, mamak ini adalah wanita tanpa skill yang mumpuni untuk jadi seorang mamak. Mamak gak bisa ngaji, syudahlah ya. Bahasa inggris? Entahlah, padahal dulu les bahasa inggris di salah satu tempat terhitz pada zamannya, tetap aja ilmu gak ada. Pengetahuan umum? Jangan tanya. Bedain monyet sama kera aja mamak gak tau. Lalu mamak bisanya apa? Kasihan anak-anak mamak punya mamak yang gak ada skill untuk jadi seorang ibu.  Penting memang mengajarkan anak perempuan kita untuk siap menjadi seorang ibu. Beri mereka bekal yang cuk

MINYAK URUT

Apa rasanya harus mikirin masak apa setiap hari? Berat, kamu gak akan sanggup milea, biar aku saja (efek belum nonton, jadi kabita). Ini serius loh, sebagai mamak yang pagi-pagi udah harus terjaga dari tidur lena, bangun pagi, nengok jam, selain sholat subuh, yang mamak pikirkan, mau masak apa ini, untuk anak bayi, bekal kakak dan sarapan serta maksi si bapak. Complicated. Sering kali ujung-ujungnya malah gak masak. Kadang gitu, sesuatu yang udah berat-berat difikirin, akhirnya malah gak dilakuin. Tapi, bulan makin ke ujung, makin cerdas mengatur keuangan, yang seringkali udah gak ada lagi yang bisa diatur, habis kandas berlalu (malah curhat). Daripada beli, mending masak. Ya udahlah, mamak ikhtiar goreng ikan mas, rencananya pake sambel terasi, kesukaan bapak. Tapi mikir lagi, ribet mesti giling-giling, lama. Jadi mamak buat sambel kecap aja.  Pas bapak mau maksi, mamak nemenin kan sebagai istri solihin, bapak ambil nasi, ikan. Terus mamak ngomong,  Mamak : "Pak, ini

NALURI KEIBUAN

Apa siyh naluri keibuan? Naluri keibuan itu naluri ibu-ibu. Naluri being a lovely mom. Karena itulah wanita memiliki berkah rahim, udah fitrahnya memiliki sifat penyayang. Jadi, mamak ini, punya naluri keibuan sedikit. Tapi itu duluuu. Kalau kata dosen mamak waktu kuliah, beliau bilang, "kamu ini kaya mesin diesel ya, panasnya lama." Beliau bilang gitu karena eh karena, nilai mamak stabilnya itu pas semester 7 dan 8. Udah gak bisa ngejar ipk bagus. Emang melonjak jauh nilai mamak. Sama kaya sekarang, pas udah lahir anak bayi, barulah naluri keibuan mamak muncul sepenuhnya. Waktu kuliah, mamak ingat banget, waktu mamak mengadakan observasi ke TPA, mamak berempat satu kelompok, anak TPA itu kayanya gak respon sama mamak malah mamak dilempar pake mainan. Aura gak suka sama anak-anak emang kelihatan ya. Jangankan naluri keibuan, lihat anak-anak tantrum aja mamak bisa mendelik ke mamaknya, juga anaknya, sambil ngomong dalam hati, mending gak usah keluar daripada anak tantrum

SI CANTIK

Mamak sangat suka kalo nengok bikers yang matching antara tunggangan dan tutup kepalanya aka helmnya. Luchu gitu kan. Motor kuning, helm kuning. Motor merah, helm merah. Kayanya kerennya naik berpuluh-puluh kali lipat kalo matching gitu.  Sayangnya, si cantik mamak, tunggangan mamak dari tahun 2009, yang akan anniversary ke 10 tahun 2019, pasangan sejiwanya gak matching sama warnanya. Lalu, apakah mamak harus membeli motor kuning biar matching sama helm yang mamak punya? Berat kalo ini ya. Kalo analoginya dibalik, beli helm baru supaya matching sama si cantik, mamak gak mau juga.  Jadi biarlah, mamak tetap memakai si cantik mamak yang setia setiap saat, dan tetap setia memakai helm kuning mamak yang dibeli si bapak dan diberikan ke mamak, karena si bapak gak suka sama helmnya. Sudahlah ya, mamak akan menyederhanakan hidup mamak, gak perlu matching, yang penting fungsi ya mak, fungsi. Fungsi motor dan fungsi helm sesuai dengan sop nya. 

SUSYAHNYA BUAT JUJUR

Menjadi seorang mamak yang paripurna itu sulit sodara-sodara, apalagi bagi mamak yang gak pinter dan gak banyak pengalaman hidup. Si kakak, sebagai makhluk yang kritis, punya mamak iq rendah kek gini, mungkin agak sulit bagi kakak. Saat si kakak menuntut penjelasan tentang sesuatu, mamaknya harus pintar menjelaskannya supaya kakak mengerti, sementara mamaknya gak pintar. Kebayangkan serumit apa kondisinya.  Pas mamak lagi period, si kakak biasanya nyadar, trus ngomong, ihhhhh, bunda pake pempers, mamak biasanya nyengir aja. Dialog gak jelas sering terjadi. Kakak : "kenapa pampers mamak-mamak kecil bund?" Mamak : "memang gitu modelnya kak." Dan pada suatu malam, si kakak yang sotoy, tau dan nyadar emaknya pake pempes (hanya Tuhan yang tau gimana si kakak bisa tau). Mamak : "kak, liatin adek ya, bunda pengen pipis." Kakak : "ngapain bunda pipis, kan udah pake pempes." Mamak : "silent" Untuk hal seperti

FILM BIRU

Nur menatap sekeliling kamar Reyhan, putranya. Kamar anak kelas 5 sd ini sungguh berantakan. Nur bingung harus darimana mulai membersihkannya. Setiap sudut seperti berisi sampah, padahal itu semua adalah barang-barang milik Reyhan. Nur membongkar seprei tempat tidur Reyhan yang sudah bau apek. Smartphone Reyhan ternyata ada di balik bantal. Nur penasaran apa saja isi hape anak ini. Hape tersebut adalah hadiah karena Reyhan berhasil meraih rangking dua saat kenaikan kelas kemarin.  Mungkin, sesekali aku perlu merazia hape Reyhan, mensterilkannya dari konten-konten terlarang, fikir Nur. Nur membuka riwayat pencariannya, facebook, instagram, semua bersih. Syukurlah, gumam Nur. Nur membuka whatsapp. Ada dua grup, grup 5A dan grup lelaki 5A. Nur tersenyum. Apa saja isi grupnya ya. Nur membuka grup 5A, hanya berisi informasi peer atau tugas kelompok. Nur membuka grup lelaki 5A. Ini berisi 20 anggota, sepertinya anak lelaki dari kelas Reyhan membentuk grup sendiri yang steril dari anak p