Langsung ke konten utama

IDENTITAS DIRI


Akhir-akhir ini, mamak merasa identitas diri mamak agak ngeblur. Maksudnya identitas diri mamak sebagai individu yang mandiri dan independent (artinya sama aja sih). Jadi gini, kalau udah ngebahas lingkungan, mamak ini seperti remahan rengginang dalam toples, yang bakalan dibuang karena udah melempem (sarkas lebay).

Di kantor, siapa sih yang kenal mamak selain ww? Gak ada cinnn, paling orang-orang seruangan aja. Kalau dalam situasi diadakan survey misalnya, ada pertanyaan, siapakah nanan? Total responden pasti menjawab, gak tau. Tapi, jika pertanyaan diganti, siapakah kakak berbadan gemuk yang kemana-mana selalu berdua ww? Sebagian responden akan menjawab, oooo, itu anak buah kak mawar, sebagian lagi menjawab, oooo itu orang yang cuma punya satu teman, ww, dan sebagian kecil menjawab, oooo itu kakak yang tinggalnya jauuuuuuuuhhhhhh dari kota. Tanpa ada yang menyebut nama. Mamak gak terkenal dan gak ada yang pengen kenal. Hahahha.

Nah, kalau di lingkungan rumah lebih mengenaskan. Pernah mamak mampir beli pisang titipan tetangga mamak. Terus karena kebetulan yang jual pisang cukup eksis delivery pisang di sekitaran tetangga mamak, maka dia nanya.

Tukang pisang : "ibu kerja di mana?"

Mamak : "di sana."

Tukang pisang : "oohhhh. Jadi ibu adek kak kiki?"

Mamak : "hooh."

Jadi identitas 1 mamak adalah adek kak kiki.

Lain waktu. Kalau ada tetangga nanya, nanan mana? Pasti semua kening bekerut. Tapi kalau dibilang, istri si Romli. Oooooo, serentak tu jawab ooo nya, karena si bapak kan terkenal dari sabang sampai merauke.

Jadi, identitas 2 mamak sebagai istri romli 

Nahhhhh..... selain 2 identitas di atas, orang-orang suka nyadar akan kehadiran mamak itu kalo dikaitkan dengan si kakak. Oooooo, mamak si lala. Nah begono. 

Jadi, tolong bilang sama Dilan, yang berat itu bukan rindu, tapi yang berat itu hidup tanpa dikenal orang sebagai manusia yang utuh, tanpa ada label orang lain didalamnya (kalimat sok pintar yang mengarah pada kebodohan penulisnya.)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada blog baru ini jadi semangat buat posting. Maklum manusia purba , orang-orang udah basi tapi aku baru mulai, selalu begitu..... Jadi semalam pagi2 aku stress berat. idupin laptop gak bisa.. Padahal baru dicas sampe penuh P adahal laptop ku baru Tuhan apa yang terjadi? dengan nafsunya aku bawa laptop ke tukang serpis. sekalian komplen masa laptop baru udah rusak. sampe disana, abang yang nyerpis laptopnya cute dan kelihatannya masih sangat brondong. abang cute :"Kenapa laptopnya BUK?" ahhhh, aku ibuk2? aku : "gak mau idup bang, padahal baru di cas semalam jadi gak mungkin abis batere." Si abang cute langsung nyari cas laptop terus ngecas laptop ku. lima menit kemudian dia coba idupin dan LAPTOPNYA IDUP. IDUP!!! Langsung malu dan ingin mengubur diri. tapi tetap jaga wibawa di depan abang cute. aku : "cuma abis batere ya bang? oh, mungkin karena semalam kerja sampe pagi, jadi baterenya gak kuat." cuih cuih cuih, kerja? yang ada juga ketiduran sampai pa

MAMAK MAUNYA APA

Ini pertanyaan yang sedang mamak ajukan ke diri mamak sendiri, berkaitan dengan si kakak (halah). Rasanya, ilmu psikologi yang mamak pelajari selama 4.5 tahun sia-sia, karena anak sendiri pun gak bisa mamak kendalikan kelakuannya.  Jadi di rumah mamak, ada tetangga baru, rumah yang dulunya kosong, kini terisi kembali. Hati mamak gembira sekali, mana tetangga mamak ini bakul kue pulak. Ah, cocok kali rasa mamak kan. Tapiiiiiii.... si kakak, yang sangat antusias tetanggaan sama teman satu sekolah, euforianya keterlaluan. Buka mata pengen langsung main ke tetangga, dan jadi sering ngebentak-bentak kalo dibilang jangan pergi main. Yah, kan gimana ya, namanya juga orang, pengen tidur, istirahat, makan dan punya banyak waktu bersama keluarganya. Dan kalau si kakak main disitu berjam-jam, yang punya rumah pasti eneg, mau nyuruh pulang gak enak, mau dibiarin makin gak enak. Mamak udah ngasi ceramah sama si kakak, semua stok ceramah agama mamak udah mamak keluarkan. Tapi gak mempan

GAMBAR MAMAK

Semalam si kakak menggambar sesuatu di kertas bekas merk jaket. Dan pas udah selesai, taraaaaaaaa... Kata si kakak, "ini gambar bunda." Mamaknya sih ketawa, ngasi jempol. Dan si kakak mesem-mesem bangga dipuji mamaknya. Tapi sebenarnya dalam hati mamak bergejolak. Kenapa gambar mamak kaya gini, muka mamak dicoret-coret pulak. Maksudnya menggambarkan apa ini nak? Ditambah hidung mamak double gitu. Beserak-serak muka mamak yang ada dalam benak si kakak. Mungkin, ini teguran dari kakak dan Tuhan. Sebagai mamak, mamak masih berantakan dalam mendidik si kakak, gak bisa kasi contoh yang baik juga. Hobi ngomel dan marah-marah. Tiap dia mau ngomong disuruh diam. Sampai-sampai, si kakak tiap malam ngomong, "Bund, Pa, kakak haus." Mamak bapaknya yang flat ini ngomong, "minumlah kalau haus." "Kakak haus perhatian." Mamak sama bapak pandang-pandangan. Terus ketawa.  Padahal banyak makna pastinya dari kata-kata si kakak itu. Seja