Langsung ke konten utama

WEDDING INVITATION

Kesel banget hari ini.... Banyak kejadian yang bikin bete. Tapi yang paling bikin bete waktu tadi sore2 ke warung ujung rumah, terus si kakak yang jaga warung teriak, "NANAN, BERAPA BERAT BADANNYA SEKARANG? KOK JAUH KALI NAIKNYA?" Halah, kakak nya lebay....

Baiklah lupakan kakak yang bikin bete itu. Back to topic, WEDDING INVITATION ato undangan nikahan. Pada usia2 seperti sekarang ini, aku lagi gencar2nya nerima undangan pernikahan.... Baik teman smp, sma atau temen kuliah dan teman kerja. Emang katanya usia yang paling pas buat menikah ya seperti sekarang ini, 24, 25 atau 26 an lah..... Dulu, waktu baru tamat SMA, ada teman2 yang nikah muda, aku takjub nerima undangannya sambil mikir, apa gak terlalu cepat dia menikah. Bahkan beberapa diantara peserta pernikahan dini itu, banyak juga yang udah cerai. Jadi seumuran aku sekarang, statusnya single parent dengan 1 anak.

Sekarang ini, nerima undangan nikahan gak ngerasa aneh lagi. Wajar!!!! Umur udah cukup. Tapi, gak semua orang menemukan jodoh pada umur yang tepat kan??? Okeh, sebelum ke main idea, saya minta maaf yang sebesar2nya, seandainya setelah membaca postingan kali ini ada oknum2 yang merasa tersinggung. Sungguh, saya gak bermaksud menyindir atau menghina, hanya ingin berbagi tentang pikiran saya mengenai masalah yang nanti dibahas. Maaf sebelumnya, kulo nuwun  ya.....

Ada orang2 yang beruntung hidupnya, pada usia yang cukup, mempunyai pekerjaan yang baik dan menemukan jodoh yang tepat lalu hidup berbahagia selamanya. Membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Namun, gak sedikit juga orang2 yang pada usia mature, belum menemukan sosok yang layak menurutnya untuk dijadikan pendamping hidup. Mungkin semua orang akan mengernyitkan kening saat seseorang yang berusia 35 tahun, dengan status  single. Mungkin juga, mulut orang akan berkomentar : 

"Kenapa si A itu belum nikah ya? Seret jodoh! Kebanyakan pilih sih!"

"Ih, amit2 deh kalo jadi si B itu, teman2nya udah punya anak tiga, dia masih sibuk ngejar karir."

"Ya iyalah gak laku2, mana ada cowok yang berani deketin, cantik sih cantik, tapi judes." 

"Si C itu, karir melulu yang dikejar, akhirnya gak ada yang mau lagi sekarang. Makanya jangan ketinggian ngejar karir, cowok2 pada takut. Emang enak jadi perawan tua."

"Si D itu nunggu apa lagi sih? Umur udah tua, kerjaan udah ada. Pilih2 tebu dapat ampas nanti."


Jangan bohong, kadang kita juga mikir kaya gitu kan kalo ada tetangga, sodara, kenalan, teman kerja atau teman sekolah dulu yang belum juga nikah padahal usianya udah lebih dari cukup.

Nikah itu kan sunnah Rasul. Semua orang PASTI ingin menikah. Walupun diantara teman2ku yang udah menikah, rata2 bilang nikah itu gak enak, capek, belum lagi ekonomi sulit, suami banyak minta,  suami banyak tuntutan, banyak tingkah, bikin makan hati, tapi aku tetap ingin menikah, namun aku juga gak merasa dikejar apapun untuk cepat2 menikah lalu memaksakan diri untuk merasa siap, aku gak mau menyesal nantinya. Proses penantian itu aku jalani dengan sabar, gimana nanti ujungnya, sama siapa nanti akhirnya atau bahkan jika tidak ada nanti akhirnya, aku harus menyiapkan mental. Orang indonesia biasanya emang suka mengunderestimate seseorang yang berbeda, yang lain dari yang lain, yang melawan arus, yang menjalankan hidup di rel yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya, termasuk orang2 yang belum menikah pada usia mature. Coba tanya deh, sama orang2 yang ada disekeliling kita, yang masih single sampai usia yang kita anggap udah lewat jauh, dia pasti juga pengen nikah, pengen ngerasain bahagianya punya pasangan, pengen merasakan indahnya bercanda dengan anak. Tapi, kesempatan itu BELUM datang buat dia.

Aku punya teman, seorang kakak yang umurnya udah 37 tahun. Sampai sekarang dia masih single, dan belum pernah menikah. Aku ngeliat, dia menjalani hidup secara enjoy, gak pernah punya beban yang berlebihan untuk cepat2 nikah sehingga asal pilih cowok. Pernah aku menyelaminya, ingin tahu kenapa sampai sekarang dia belum memutuskan untuk menikah, jawaban dia ya biasa aja. Gak ada hal2 istimewa. Karena BELUM ketemu aja. Toh dia juga punya harapan untuk menikah, punya suami, punya anak, punya rumah sendiri. Dia gak pernah memupuskan impian itu. Dengan caranya dia menjalankan hidupnya, sampe kadang aku lupa kalo umurnya beda jauh dariku. Dia tetap becanda, tetap ketawa. Biasa aja!!! Palingan kalo ada temennya yang nikah, dia ketawa dan ngomong, "Kalah set lagi." Dia bilang, masa2 kritis akan ketakutan itu udah lewat jadi sekarang yang ada ya cuek aja. Emang kalo dia gak nikah,orang susah? Analisaku sih, dia takut hidup nya susah, bukan hanya hidupnya tapi hidup suami dan anak nya kelak. Pernah aku bilang, kan rezeki datangnya dari Tuhan kak. Tapi sekarang, di saat aku juga mengalami hal yang sama, ngerasa takut akan masa depanku kelak, aku mengerti. Dia gak ingin melibatkan orang lain jika kelak dia mengalami kesulitan, selama masih bisa ditanggungnya sendiri, maka dia akan tetap berdiri di atas kakinya sendiri. Orang lain gak akan memahami cara dia berfikir, tapi tetap kita harus menghormati dan menghargainya. Menikah, Gak Menikah atau Belum Menikah, itu kan bukan kita yang berkehendak, ada Dzat yang lebih tahu, yang lebih faham dan lebih mampu menyelami ke sanubari kita, kapan kita benar2 siap untuk menikah. Hidup kan belum berakhir, masih banyak kesempatan untuk mencari, jika sampai batas akhir hidup, belum juga ditemukan, maka itu takdirNYA lah yang bekerja.

Gak hanya perempuan, laki2 juga ada kok yang BELUM MENIKAH sampai usia tua. Dari tadi aku pakai istilah belum, kenapa BELUM? Ya karena belum menjadi TIDAK. Seandainya sampai meninggal belum juga, baru lah akan menjadi tidak. Aku kenal seorang Bapak, yang udah tua dan belum menikah. Umurnya 51-an gitu lah. Dia tetap berdiri tegak di atas kakinya sendiri pada usia senja. Gak menyusahkan siapapun. Tugas2 rumah tangga, dia cari jalan keluar untuk mempermudah dirinya. Nyuci baju tinggal kirim ke laundry, makan tinggal catering aja. Malahan, dia mengabdikan hidup dengan menyekolahkan keponakan2nya sampe selesai kuliah dan bekerja. Yang hebatnya, dia gak pernah putus asa, dia tetap aja bilang, kalo dia pengen nikah, pengen punya istri, pengen mengadakan resepsi, pengen meletakkan cincin kawinnya dalam kotak perhiasan. Mungkin dia juga sudah lelah dengan hujatan, hinaan orang lain, baik yang dilakukan secara terang2an atau yang dilakukan di belakang punggungnya. Aku pernah mendengar langsung, sejawat Bapak itu menghina hidup yang beliau jalani. Aku diam aja waktu bapak itu menghina, tapi aku juga gak setuju dia bilang begitu. Itu kan masalah pribadi individu. Kita gak berhak memvonis seorang yang telat menikah itu dengan julukan2 menyakitkan. Siapa yang tahu apa yang tersimpan di kalbunya? Siapa juga yang bisa menebak jalan hidupnya gimana, kita juga belum tentu akan mendapatkan takdir yang lebih baik.

Sebulan yang lalu, ibuku menerima telepon dari seorang teman lama. Kemudian dia bilang Alhamdulillah sambil menangis terharu. Aku tanya, siapa yang telepon, ibu bilang teman SMA nya dulu. Berarti umurnya sama denga ibu, 49 tahun. Dia ngasih tau kalo dia baru aja menikah. Aku ingat banget, waktu ibu reunian di rumah kami, ibu cerita temannya itu belum pernah menikah, padahal dia gak jelek dan punya kerjaan tetap sebagai guru. Aku liat dia sambil bilang, kasian ya Bu, nasibnya jelek. Dan sekarang aku tahu, aku salah ngomong NASIBNYA JELEK. Kita masih boleh berusaha dan menunggu jodoh itu datang, seumur hidup kita.Nasib kita baik atau nggaknya, kita sendiri yang menentukan.

Jodoh datang atau nggak bukan kuasa kita sebagai manusia. Kita cukup berusaha dan berdoa. Biarlah Dia yang menentukan segalanya. Sebagai manusia, kita juga berhak untuk memilih. Menikah atau nggak, itu hak kita. Kadang, ada orang yang lebih merasa bahagia menjalani hidup tanpa pasangan. Dia bisa melakukan hal positif yang lain, dia menemukan lebih banyak kemudahan dari kesendiriannya. Itu PILIHAN. Kita yang punya pilihan berbeda, yang mendambakan hidup berpasangan dan mempunyai keluarga utuh, gak berhak menjudge orang lain yang mempunyai pilihan berbeda dengan kita. Kalau pun kita tahu, bahwa orang tersebut mempunyai pilihan untuk menikah, namun belum menemukan jodohnya, kita juga jangan buru2 memberikan label negatif padanya. Banyak, bahkan sangat banyak hal yang tak mampu kita selami dari individu lain. Kita gak akan pernah mengerti seseorang sampai ke lorong2 gelap hatinya. Karena itu, kita harus lebih menghargai perbedaan. Jika dulu kita pernah bergosip tentang kakak teman kita yang belum menikah juga, sementara kakak kita sudah punya anak empat, mulai sekarang berhentilah! Kita belum tahu apa kelak yang akan terjadi pada kita, kita belum tahu takdir apa yang ditetapkan Tuhan untuk kita. Mengertilah dengan orang2 yang punya pilihan berbeda untuk hidupnya. Dan hargailah seseorang yang tidak seberuntung kita dalam menemukan pasangan hidup.

Dan bagi umatNya, yang sampai usia dewasa belum juga bisa memberikan WEDDING INVITATION pada orang lain, tetap SEMANGAT ya.... Hidup gak akan berakhir hanya karena kita BELUM menemukan pasangan, hidup juga belum tentu indah bagi teman2 kita yang sudah bertemu dengan pasangannya dan membentuk keluarga yang utuh. Siapa yang tahu bahwa teman kita yang udah nikah merasa iri melihat kita yang masih menjalani hidup secara bebas, tanpa perlu memikirkan urusan susu untuk anak atau kado untuk ulang tahun mertua :)

Dedicate to : 
Kakak ku yang masih mencari, mendapatkan lalu ingin pergi lagi... Hahahaa, khusus untukmu kakak, postinganku kali ini.....

Komentar

  1. kakaknya bukannya udah nikah yaaa? heeemm hehehe :) kak nanan kapan nikah?

    BalasHapus
  2. kak kiki kan udah nikah bang! #tabok hayo hayo yang mau nikah tahun ini.... ide pre-wed nya masih segar di otak nih. hahaha. cepat nikah ya kakak nanan. #ahem

    BalasHapus
  3. bukan bukan itu untuk kakak yang lain. yang jadi inspirasi tulisan kali ini.... silahkan adik2 duluan kalo mau, saya belum....

    BalasHapus
  4. cieeeh berhasil juga ganti template!!

    BalasHapus
  5. waduh berat pisan bahasan mu nak.. pusing bacanya~
    tapi nanan jadikan kawin taun ini? #ahemahem
    kalo ngga apa gunanya andie dibeliin D90.

    BalasHapus
  6. hahahahhaa. kenapa 90 dibawa2 ahem

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada blog baru ini jadi semangat buat posting. Maklum manusia purba , orang-orang udah basi tapi aku baru mulai, selalu begitu..... Jadi semalam pagi2 aku stress berat. idupin laptop gak bisa.. Padahal baru dicas sampe penuh P adahal laptop ku baru Tuhan apa yang terjadi? dengan nafsunya aku bawa laptop ke tukang serpis. sekalian komplen masa laptop baru udah rusak. sampe disana, abang yang nyerpis laptopnya cute dan kelihatannya masih sangat brondong. abang cute :"Kenapa laptopnya BUK?" ahhhh, aku ibuk2? aku : "gak mau idup bang, padahal baru di cas semalam jadi gak mungkin abis batere." Si abang cute langsung nyari cas laptop terus ngecas laptop ku. lima menit kemudian dia coba idupin dan LAPTOPNYA IDUP. IDUP!!! Langsung malu dan ingin mengubur diri. tapi tetap jaga wibawa di depan abang cute. aku : "cuma abis batere ya bang? oh, mungkin karena semalam kerja sampe pagi, jadi baterenya gak kuat." cuih cuih cuih, kerja? yang ada juga ketiduran sampai pa

MAMAK MAUNYA APA

Ini pertanyaan yang sedang mamak ajukan ke diri mamak sendiri, berkaitan dengan si kakak (halah). Rasanya, ilmu psikologi yang mamak pelajari selama 4.5 tahun sia-sia, karena anak sendiri pun gak bisa mamak kendalikan kelakuannya.  Jadi di rumah mamak, ada tetangga baru, rumah yang dulunya kosong, kini terisi kembali. Hati mamak gembira sekali, mana tetangga mamak ini bakul kue pulak. Ah, cocok kali rasa mamak kan. Tapiiiiiii.... si kakak, yang sangat antusias tetanggaan sama teman satu sekolah, euforianya keterlaluan. Buka mata pengen langsung main ke tetangga, dan jadi sering ngebentak-bentak kalo dibilang jangan pergi main. Yah, kan gimana ya, namanya juga orang, pengen tidur, istirahat, makan dan punya banyak waktu bersama keluarganya. Dan kalau si kakak main disitu berjam-jam, yang punya rumah pasti eneg, mau nyuruh pulang gak enak, mau dibiarin makin gak enak. Mamak udah ngasi ceramah sama si kakak, semua stok ceramah agama mamak udah mamak keluarkan. Tapi gak mempan

GAMBAR MAMAK

Semalam si kakak menggambar sesuatu di kertas bekas merk jaket. Dan pas udah selesai, taraaaaaaaa... Kata si kakak, "ini gambar bunda." Mamaknya sih ketawa, ngasi jempol. Dan si kakak mesem-mesem bangga dipuji mamaknya. Tapi sebenarnya dalam hati mamak bergejolak. Kenapa gambar mamak kaya gini, muka mamak dicoret-coret pulak. Maksudnya menggambarkan apa ini nak? Ditambah hidung mamak double gitu. Beserak-serak muka mamak yang ada dalam benak si kakak. Mungkin, ini teguran dari kakak dan Tuhan. Sebagai mamak, mamak masih berantakan dalam mendidik si kakak, gak bisa kasi contoh yang baik juga. Hobi ngomel dan marah-marah. Tiap dia mau ngomong disuruh diam. Sampai-sampai, si kakak tiap malam ngomong, "Bund, Pa, kakak haus." Mamak bapaknya yang flat ini ngomong, "minumlah kalau haus." "Kakak haus perhatian." Mamak sama bapak pandang-pandangan. Terus ketawa.  Padahal banyak makna pastinya dari kata-kata si kakak itu. Seja