Langsung ke konten utama

BANGSA, BEDA, DAN WARGA YANG HINA

Tahun 2008 lalu, aku mengikuti Diklat selama 6 bulan, mulai dari Juli 2008 hingga Januari 2009. Pelaksanaan Diklatnya dilakukan di daerah Bekasi Barat, tepatnya di Cevest...





Selama 6 bulan mengecap kehidupan di Bekasi, aku sebagai makhluk lugu yang baru sekali menginjakkan kaki ke dalam pesawat dan ke Pulau Jawa, merasa takjub karena banyak perbedaan budaya hidup, antara orang Bekasi dengan kami, orang Riau. Aku akan menceritakan sedikit pengalaman aku dan teman2ku mengenai perbedaan itu, jika ada yang pernah mengalami pengalaman yang sama, harap beri comment pada bagian bawah blog ini, terimakasih :)


BAHASA

Kejadian di Kantin

Orang Riau, orang Sumatera pada umumnya, menyukai makanan yang banyak bumbu dan bercita rasa pedas. Yang masak di kantin kami, seorang ibu yang dari logat bicaranya langsung ketahuan kalo dia Sunda asli. Masakannya enak sih, cuma kelewat polos. Misal : Menu makan siang, ikan goreng, sayur bening, tempe goreng tepung. Udah gitu aja. Orang Riau yang suka pedas, mana tahan makan kaya gitu. Gak hanya aku, semua pesertanya, 31 orang merasakan derita yang sama. Sekali dua kali, kami masih gak tega buat ngomong langsung. Tapi akhirnya, seorang teman, Pak Yus merasa teraniaya dan mengajukan sebuah permintaan kepada Ibu kantin.

Pak Yus : Buk, boleh minta cabe goreng.
Ibu Kantin : Boleh Pak, tunggu sebentar.

Ibu Kantin menyiapkan pesanan, kemudian si Jajang, anak buah ibu kantin datang membawakan pesanan Pak Yus, cabe goreng. Pak Yus bengong, kami semua ketawa, si Jajang bingung. Kami ketawa karena yang ada di piring benar2 cabe utuh yang digoreng. Big mistake.

Di Pekanbaru (Riau) lazim menyebut cabe yang telah digiling kemudian digoreng atau ditumis, dengan nama CABE. Kalo beli nasi padang misalnya, kalo minta banyakin sambelnya, cukup bilang, "banyakkan cabenya ya.". Di Bekasi (Mungkin : daerah Jawa yang lain), menyebutnya SAMBEL ya?

                             1                                                         2                      


Kesimpulan :
Di Pekanbaru = Gambar 1 namanya cabe, gambar 2 namanya juga cabe
              
Di Bekasi = Gambar 1 namanya cabe, gambar 2 namanya sambel

Kejadian di Hotel

Bulan Oktober atau November ya, lupa lagi :), aku dan 7 orang teman lainnya melakukan On The Job Training di hotel. Hal itu dimaksudkan agar kami bisa mengetahui secara real kondisi kerja di hotel. Kami dapat hotelnya di Jakarta, jadi tiap hari kami berangkat subuh dari Bekasi. Aku dan 3 orang teman dapat hotel di daerah Cikini. Di hotel, aku ditempatkan di laundry. Karena saat itu alergiku lagi parah, bersin terus2an, jadi gak boleh kerja di restoran, di dapur dan bagian lain yang langsung berhubungan dengan tamu. Kerjaan di laundry gak berat, pagi2 keliling ke kamar yang berisi, ketuk pintu dan tanya pada tamu ada laundry atau nggak. Setelah itu, semua laundryan di kasih nomor supaya gak tertukar. Habis makan siang, keliling lagi untuk ngambil linen kotor, kaya seprei dan handuk gitu, yang udah dibongkar sama Room Boy. Suatu hari, aku menemukan seprai yang robek. Aku lapor sama Room Boy, kata mas nya bilang aja sama Mba Isma, supervisor laundry and linen dept. Mba Isma biasanya keliling ngecek linen yang kotor, waktu dia datang aku melapor.

Aku : Mba, ada seprei koyak.
Mba Isma : HAH? Kok bisa? Kamu pisahin ya Nan. Nanti aku cek.

Aku kemudian turun ke bawah membawa linen kotor pake trolly. Gak lama, Mba Isma masuk sambil ngomel,

Mba Isma : Mana? Katanya ada koya.
Aku : Ini Mba (Aku menunjukkan bagian yang robek)
Mba Isma : Ini sih robek.....
Aku : Iya, kan aku bilang juga koyak
Mba Isma : Koya apaan sih? Aku pikir tadi di sepereinya ada nama hotel koya Nan.
Aku : Koyak itu ya robek Mba

Maka ngakak lah Mba Isma mendengarnya. Aku heran, emang benar di sana gak kenal istilah KOYAK? Sejak itu, asal lagi keliling ngambil laundry, Mba Isma ngerumpi sama Room Boy tentang koyak itu. Karena gak ngerasa salah, malu ku cuma dikit.

Kejadian di Kelas

Temenku, si Lemah (dia suka bilang dia wanita lemah :o, aku bilang, lemah di luar, sadis di dalam) kelihatan gugup saat melaksanakan tugas akhir. Kami mendapat tugas akhir ngajar di kelas. Kami harus menyusun sebuah materi kemudian mengajarkannya di kelas. Pesertanya adalah anak magang yang mau dikirim ke Jepang. Si Lemah itu, suaranya begetar saat mulai ngajar. Emang beban banget buat pemula seperti kami, apalagi kalo dapat peserta yang kritis, mencecar dengan pertanyaan bertubi-tubi, konsentrasi akan buyar dan semua ilmu menghilang. Kembali kepada si Lemah, dia menggunakan Flip Chart sebagai media mengajar. Setelah menulis sesuatu, dia melihat ke pesertanya sambil bertanya, "Nampak gak", peserta menjawab, "Nampak." aku saat itu duduk di bangku belakang, merasa gak ada masalah saat itu. Sampai aku melihat semua peserta senyum2 sambil saling bertanya, "NAMPAK???"

Emang di Jawa gak mengenal istilah NAMPAK? Itu kan kata dasar dari PENAMPAKAN. Artinya KELIHATAN. Sama aja kan? Emang bener janggal ya? Emang gak lazim ya?


ALAT TRANSPORTASI UMUM


Pekanbaru dan Bekasi sama2 punya oplet, bus kota, ojek dan taksi. Walopun, oplet di Pekanbaru, terklasifikasi berdasarkan warna dan di bekasi berdasarkan nomor dengan nama angkot, secara fisik sama aja. Pekanbaru punya kendaraan tergress, TransMetro, sejenis busway tapi gak punya jalur khusus di Jalan. Yang paling beda, tentu aja KERETA API. Aku, yang seumur hidup belum pernah liat dan naik kereta api, norak2 bergembira saat itu.

Ini tentang warga yang hina ini, bukan tentang perbedaan atau segala macam. Ceritanya, Kabogoh ku pulang ke kampung halamannya di Bogor. Maka aku berniat tulus untuk main ke sana. Aku mulai perjalanan pada hari Minggu pagi, naek oplet ke stasiun Bekasi. Sampe disana, aku melihat jalur keberangkatan. Kok gak ada jalur Bekasi-Bogor. Karena takut salah langkah, aku nanya sama petugas stasiun. Ternyata emang gak ada,  petugasnya bilang, aku harus naek kereta ke manggarai dulu baru nyambung kereta ke Bogor. Maka dengan gagah berani, aku naik kereta ekonomi ke manggarai, disambung dengan kereta ekonomi lagi ke Bogor. Yang menyebalkan adalah si Kabogoh itu, dia berulang kali nelpon. Kereta ekonomi sempiiiittt banget. Tangan kiriku penuh membawa sogokan untuk calon mertua, tangan kananku bertahan agar gak jatuh dengan berpegangan erat pada besi2 di atas kereta. Kalo dia nelpon aku bakalan susah payah ngambil hape di saku, kemudian, besi2 yang aku pertahankan itu telah direbut orang lain. Aku terpaksa bertahan dari desakan penumpang lain dengan menumpang kan tangan di bahu orang. Padahal yang dibilangnya cuma, : "udah nyampe mana? jangan lupa ya, dari depok baru, depok lama, citayem, baru turunnya di bojong ya. jangan lupa." gitu aja. Aku juga bisa nanya kan di mana bojong itu.

Akhirnya, aku sampai dengan selamat. Kabogoh salut!!!! Karena dia tahu, bawa mobil di Pekanbaru sendirian aja aku masih nyasar, apalagi di kampung orang.

Minggu depannya, Sabtu siang, aku udah nongkrong lagi di stasiun Bekasi. Aku mau ke Bogor lagi, karena Kabogoh janji mau ngajak jalan ke Puncak. Sesuai perintah Kabogoh, aku disuruh naek kereta ekonomi ac dari Bekasi ke stasiun Kota, baru nungguin kereta ekonomi ac lagi ke Bogor. Aku nyampe di stasiun Kota, lalu ngantri beli tiket ekonomi ac ke Bogor. Seorang ibu tiba2 ngomong denganku,

Si ibu : titip ya Dek, belikan dua
Aku : emang Ibu mau kemana?
Si ibu : mau ke Depok
Aku : (dengan suara lantang dan yakin) tapi saya mau ke Bogor Bu, disana aja ngantrinya.
Si ibu : iya ke Bogor, titip yah.
Aku : Tapi mau ke Depok, ini antrian ke Bogor
Si ibu : iya, ke Bogor kan ngelewatin Depok

Aku malu, si Ibu ketawa, orang2 disekitarku ketawa. Saat itu aku sangat ingin lari sambil joget india. Dengan perjuangan panjang itu, aku sampe di tempat Kabogoh. Malamnya kami ke Puncak, aku heboh ngeliat IPB, bangga ngeliat tajur dan deretan distro. Tapi, perjuangan gagal, hujan dan dingin menyebabkan kami harus mundur sebelum perang. Jadi akhirnya, cuma duduk aja di warung2 pinggir jalan sambil minum kopi. Kabogoh yang pada dasarnya udah gak romantis, gak berusaha untuk menciptakan suasana romantis. untuk menghiburku. Dia membuka pembicaraan dengan gembira, "Gak nyangka ya, kita pacaran bisa sejauh ini dari Pekanbaru. WOW...." aku menderita, aku kan pengen ke Puncak......

SARANA UMUM

Kejadian di Giant

Aku lagi di Giant sama Nanien, niatnya mau ngambil duit di ATM Mandiri. Karena ATM yang didalam duit nya udah habis, kami keluar lagi, mau ngambil di ATM yang di luar. Lagi ngambil, ada mobil datang sambil klakson2. Aku melotot ngeliatin supirnya yang gak sopan. Tapi, kami didatengin Security, lalu dia bilang, "maaf Bu, ini ATM Drive Thru, prioritas buat pengendara." kami tersipu2 malu, pengen tenggelam di telan bumi. Keliatan banget noraknya.

Tapi, sekarang udah ada kok ATM Drive Thru di Jalan Sudirman, sebelah kantor pos Pekanbaru (Ahem.... Bangga).

Kejadian di Mall Metropolitan

Tau Bidet gak? Mungkin tau bentuk gak tau namanya ya? Aku tau nama, tau gambarnya, tapi belum pernah ngeliat langsung. Ini bidet




Bidet ini toilet buat perempuan, kalo buat laki2 urinor. Teorinya aku tahu, bidet itu bakalan ngeluarin air secara otomatis setelah kita pipis. kita gak perlu repot pake gayung atau selang lagi buat bersih2. Di Bekasi, mall nya udah keren ada bidetnya. Di Mall2 Pekanbaru, yang ada biasanya cuma toilet bowl aja, jadi aku masih awam dengan bidet. Saat lagi di MM, aku kebelet pipis. masuk ke toilet, aku bingung gimana cara menggunakan si bidet itu. Lama banget, baru aku nekad. Aku duduk kaya aku lagi pake toilet bowl. Srrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr..... pipis dengan lancar. Tapi tanpa ada tanda2 dari Tuhan, muncratlah air dari bidet pada bagian yang salah. Bajuku basah. Mana rasanya gak enak lagi pipis tapi gak dibersihin. Saat keluar toilet, orang2 udah ngantri, kayanya mau marah karena aku kelamaan. Tapi liat aku basah, semuanya ketawa. Aku kaya tikus kejebur got.

Komentar

  1. haha nanan buka aib sendiri nih..

    BalasHapus
  2. orang sumatra gabisa makan kalo gapake cabe ya nan. #ahem #makanrawit #makankaca #debus

    BalasHapus
  3. MUAHAHAHAHA. nanan sarap!! btw, andie ga suka pake sambel/cabe. #sokimut ga tahan pedas.

    BalasHapus
  4. kalo nampak dan koyak, jarang dipake deh sekarang nan. bahasa indonesia baku itu ngga?

    BalasHapus
  5. apa-apaan itu pria sok imut di atas. besok makan sate padeh yok!! #menjebak

    BalasHapus
  6. Huah, gak suka makan sambel, UWEEEEKKKKK muntah!!!!

    BalasHapus
  7. Emang iya ya udah jarang dipake nampak dan koyak? susah ni mir, belajarnya waktu jaman batu ilmunya juga gak update

    BalasHapus
  8. hahahahah kak nan kaya alien baru datang ke bumi :)) masa gitu aja gg ngertiii hahaahaha.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada blog baru ini jadi semangat buat posting. Maklum manusia purba , orang-orang udah basi tapi aku baru mulai, selalu begitu..... Jadi semalam pagi2 aku stress berat. idupin laptop gak bisa.. Padahal baru dicas sampe penuh P adahal laptop ku baru Tuhan apa yang terjadi? dengan nafsunya aku bawa laptop ke tukang serpis. sekalian komplen masa laptop baru udah rusak. sampe disana, abang yang nyerpis laptopnya cute dan kelihatannya masih sangat brondong. abang cute :"Kenapa laptopnya BUK?" ahhhh, aku ibuk2? aku : "gak mau idup bang, padahal baru di cas semalam jadi gak mungkin abis batere." Si abang cute langsung nyari cas laptop terus ngecas laptop ku. lima menit kemudian dia coba idupin dan LAPTOPNYA IDUP. IDUP!!! Langsung malu dan ingin mengubur diri. tapi tetap jaga wibawa di depan abang cute. aku : "cuma abis batere ya bang? oh, mungkin karena semalam kerja sampe pagi, jadi baterenya gak kuat." cuih cuih cuih, kerja? yang ada juga ketiduran sampai pa

MAMAK MAUNYA APA

Ini pertanyaan yang sedang mamak ajukan ke diri mamak sendiri, berkaitan dengan si kakak (halah). Rasanya, ilmu psikologi yang mamak pelajari selama 4.5 tahun sia-sia, karena anak sendiri pun gak bisa mamak kendalikan kelakuannya.  Jadi di rumah mamak, ada tetangga baru, rumah yang dulunya kosong, kini terisi kembali. Hati mamak gembira sekali, mana tetangga mamak ini bakul kue pulak. Ah, cocok kali rasa mamak kan. Tapiiiiiii.... si kakak, yang sangat antusias tetanggaan sama teman satu sekolah, euforianya keterlaluan. Buka mata pengen langsung main ke tetangga, dan jadi sering ngebentak-bentak kalo dibilang jangan pergi main. Yah, kan gimana ya, namanya juga orang, pengen tidur, istirahat, makan dan punya banyak waktu bersama keluarganya. Dan kalau si kakak main disitu berjam-jam, yang punya rumah pasti eneg, mau nyuruh pulang gak enak, mau dibiarin makin gak enak. Mamak udah ngasi ceramah sama si kakak, semua stok ceramah agama mamak udah mamak keluarkan. Tapi gak mempan

GAMBAR MAMAK

Semalam si kakak menggambar sesuatu di kertas bekas merk jaket. Dan pas udah selesai, taraaaaaaaa... Kata si kakak, "ini gambar bunda." Mamaknya sih ketawa, ngasi jempol. Dan si kakak mesem-mesem bangga dipuji mamaknya. Tapi sebenarnya dalam hati mamak bergejolak. Kenapa gambar mamak kaya gini, muka mamak dicoret-coret pulak. Maksudnya menggambarkan apa ini nak? Ditambah hidung mamak double gitu. Beserak-serak muka mamak yang ada dalam benak si kakak. Mungkin, ini teguran dari kakak dan Tuhan. Sebagai mamak, mamak masih berantakan dalam mendidik si kakak, gak bisa kasi contoh yang baik juga. Hobi ngomel dan marah-marah. Tiap dia mau ngomong disuruh diam. Sampai-sampai, si kakak tiap malam ngomong, "Bund, Pa, kakak haus." Mamak bapaknya yang flat ini ngomong, "minumlah kalau haus." "Kakak haus perhatian." Mamak sama bapak pandang-pandangan. Terus ketawa.  Padahal banyak makna pastinya dari kata-kata si kakak itu. Seja