Langsung ke konten utama

BUKAN DOSA TURUNAN

Ahem, isi postingan kali ini agak2 berat, jadi silahkan latihan angkat beban dulu sebelum membacanya....

Lanzut...

Pernah dengar istilah dosa turunan? Gak pernah? Okeh, tante kasih gambaran ya. Biasanya itu istilah untuk menyebutkan dosa2 yang dilakukan orang tua, terus imbasnya ke anak. Contoh, orang tuanya maling, punya anak (maaf ya,,,,) bibirnya sumbing, terus langsung lah masyarakat menyimpulkan bahwa anaknya menanggung dosa turunan dari orang tua. ANEH bgt kan? Gimana bisa anaknya yang menanggung dosa orang tua. Lebih logis kalo Tuhan memberikan teguran buat orang tuanya melalui cacat si anak.

Zaman sekarang, lagi trend seks bebas. Dalam pembahasan ini, aku gak akan membahas masalah perbuatan seks bebasnya. Itu sih terserah inidividunya aja, mau free sex dengan aman pake kondom, mau free sex dengan semua lawan jenis, mau gak free sex sama sekali (ini paling bagus), itu totally hak asasi manusia. Tapi emang jaman udah parah banget ya, pernah teman cowokku, si Jam nanya, kalo mau lepas spiral bagusnya dimana. Aku kan heran, ngapain banget Jam nanya2 masalah spiral. Jam bilang, ada teman dekatnya yang cewek tanya, dia baru putus dari cowoknya, jadi mau lepas spiral. Tau spiral gak? Itu alat KB yang ditanam kan ke dalam rahim. Gimana tepatnya aku juga gak ngerti, pokoknya spiral efektif buat mencegah kehamilan, dan pemakaiannya jangka panjang, mungkin bisa nyampe 20 tahun. Aku kasian sama teman si Jam, rela2 aja pake spiral supaya bisa bebas mau free sex ma pacarnya. Kalo udah putus kan repot. Belum lagi resiko2 nya yang akan ditanggung. Mana tahu aja kan alat itu berdampak negatif kalo dipake  oleh orang yang belum pernah hamil.

Kebiasaan asal posting,  out of focus.....

Back....

Pasangan yang melakukan free sex dengan aman, ya bakalan aman2 aja. Paling juga Malaikat bakalan capek mencatat dosa2 besar yang udah dilakukan. Tapi, kalo yang melakukannya secara gak aman, besar resiko terjadinya kehamilan. Oke lah,, si cowok mau tanggung jawab terus nikahin ceweknya yang lagi hamil. Masalahnya gak akan berhenti sampe disitu, orang2 usil PASTI bakal hitung2, kok cepat banget melahirkannya, nikahnya aja baru. Sanksi sosial yang ditanggung akan lebih berat. Dan ini yang paling kasihan, anak yang dilahirkan bakalan mengalami marginal dalam lingkungan. Baiklah, kita namakan aja anak yang lahir dari hubungan di luar nikah Anak X, ini gak ada maksud apa2, hanya untuk mempermudah pembahasan aja.

Seandainya kita tinggal di Amerika sana, yang udah menganggap lazim kehamilan di luar nikah, mungkin gak akan ada perbedaan perilaku oleh lingungan terhadap anak yang lahir dalam pernikahan syah dan anak X.

Dari sisi agama, anak X banyak kehilangan hak2nya. Aku bukan lah orang yang tau banyak tentang agama, aku juga gak paham2 banget dengan isi Al Quran. Tapi aku mau sharing pengetahuan, seandainya salah mohon diralat...

Dalam Islam,
Anak X perempuan yang lahir dari hubungan diluar nikah, akan kehilangan hak nya untuk dinikahkan oleh ayah biologisnya. Kasarnya nih, anak X bukan anak ayah kandungnya. Kasian kan anak X. Kalo adeknya ntar laki2 gak masalah, gak akan timbul rasa iri. Kalo adeknya perempuan dan berhak dinikahkan oleh sang ayah, pasti anak X  itu heran, kenapa dia dinikahkan wali hakim sementara adeknya dinikahkan oleh ayah mereka.
Logis kan, emang hubungan yang terjadi belum halal, jadi secara Islam, anak yang lahir dari hubungan gak halal adalah anak ibunya. Ayah akan kehilangan hak terhadap sang anak X.

Anak X laki2 gak akan menanggung beban seberat anak X cewek. Yang aku tahu sih, dia akan kehilangan haknya untuk menjadi imam dalam sholat. Jadi, walopun dia udah alim banget , pengetahuan agamanya luas, udah belajar di pesantren bertahun2, gak pernah melakukan tindakan2 asosial, tetap aja gak boleh jadi imam.  Orang yang tahu latar belakang anak X tersebut juga gak boleh jadi makmum jika imam nya anak X.
Pendapat yang ini, aku kurang setuju. Kasian anaknya. Walopun dalam suatu kelompok hanya dia yang pantas jadi imam sholat karena bacaannya bagus, suaranya jernih, sholatnya juga gak bolong2, tetap aja gak boleh karena statusnya sebagai anak X. Aku gak tahu benar atau salahnya, ini cuma pengetahuan yang aku dapat secara turun temurun aja.

Kasian kan anak X, orang tua yang berbuat, aib nya terbawa seumur hidup. Belum lagi masalah warisan, tentu aja anak X gak bakalan dapat bagian dari harta warisan ayahnya.

Keluarga jauh ku, lebih aneh lagi pandangannya mengenai anak X ini. Mereka percaya kalo anak X itu gak boleh dipegang, disentuh, dicium, pokoknya jangan sampai mengadakan kontak fisik dengan anak X. Alasannya, kalo kulit nya bersentuhan dengan anak X, di surga nanti, kening mereka bakal hitam2 gitu. Idiiiiihhhh banget. Ini pendapat gak penting. Emang nya mereka yakin bakalan masuk surga??????

Teman dekatku, Anggra, pacaran lama banget sama Putra. Dari jaman SMA, jadi udah 7 tahunan lah. Anggra heran, kenapa orang tuanya menentang hubungan dia dengan Putra. Mereka emang tetanggaan, tapi gak ada hubungan darah. Tapi dasar Anggra orangnya keras, dia tetap maju terus pantang mundur. Akhirnya, karena udah gak tahan sama sikap keras Anggra, mamanya bilang, jangan nikah sama Putra, karena putra anak X. Mama Anggra yakin kalo Anggra nikah sama Putra, keturunan mereka bakal sial 7 turunan. Halah halah, ini pandangan paling lebay. Apa hubungannya? Emang Putra mau jadi anak X. Siapapun gak akan mau lah jadi anak X. Tapi siapa yang bisa menolak takdir?

Masyarakat kita, sering kali berperilaku salah kaprah. Mengucilkan anak X, menyindir2, melarang keluarga mereka berhubungan dengan anak X, padahal salah anak X itu apa? Mereka hanya korban dari kesalahan orang tuanya. Seandainya bisa memilih, pasti semua orang mau nya lahir dari keluarga baik2 dengan bonus kaya raya. Sekali lagi, takdir gak bisa dipilih. Tuhan udah menentukan hidup terbaik yang akan kita jalani. Jika, dilingkungan kita, ada seorang anak yang kita ketahui latar belakangnya sebagai anak X, perlakukanlah dia dengan baik, biasa aja, jangan dibeda2kan dengan anak lain. Pada hakekatnya, anak X gak berdosa, orang tua mereka lah yang bersalah.

Dan yang paling penting, sebelum kita mengucilkan anak X dan menilai hina terhadap kesalahan orangtuanya, pandangi diri kita dulu di cermin besaaaaaaaaarrrrrrrrr, lalu tanya pada bayangan di cermin itu, sebanyak apa dosa yang udah kita buat? Apakah kita lebih baik daripada anak X dan orangtuanya, apakah kita yakin seumur hidup dosa yang udah kita kumpulkan masih kurang banyak dari dosa orang2 yang melakukan seks bebas????

Sungguh, aku bukan medukung seks bebas. Aku juga gak menganggap bahwa free sex itu benar, aku cuma gak mau anak2 yang lahir dari hubungan di luar nikah menanggung dosa turunan dari kedua orang tuanya.

Komentar

  1. nice post nan. awalnya agak berat bahasanya. tp pas dari tengah ke akhir, ringan :D

    BalasHapus
  2. ehm... udah mulai mantaf kan...

    BalasHapus
  3. Museum Poker

    BONUS DEPOSIT UNTUK NEW MEMBER 20%
    POKER ONLINE DEPOSIT VIA PULSA & DEPOSIT VIA OVOPAY

    Link alternatif MuseumPoker : museumpoker.cc

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada blog baru ini jadi semangat buat posting. Maklum manusia purba , orang-orang udah basi tapi aku baru mulai, selalu begitu..... Jadi semalam pagi2 aku stress berat. idupin laptop gak bisa.. Padahal baru dicas sampe penuh P adahal laptop ku baru Tuhan apa yang terjadi? dengan nafsunya aku bawa laptop ke tukang serpis. sekalian komplen masa laptop baru udah rusak. sampe disana, abang yang nyerpis laptopnya cute dan kelihatannya masih sangat brondong. abang cute :"Kenapa laptopnya BUK?" ahhhh, aku ibuk2? aku : "gak mau idup bang, padahal baru di cas semalam jadi gak mungkin abis batere." Si abang cute langsung nyari cas laptop terus ngecas laptop ku. lima menit kemudian dia coba idupin dan LAPTOPNYA IDUP. IDUP!!! Langsung malu dan ingin mengubur diri. tapi tetap jaga wibawa di depan abang cute. aku : "cuma abis batere ya bang? oh, mungkin karena semalam kerja sampe pagi, jadi baterenya gak kuat." cuih cuih cuih, kerja? yang ada juga ketiduran sampai pa

MAMAK MAUNYA APA

Ini pertanyaan yang sedang mamak ajukan ke diri mamak sendiri, berkaitan dengan si kakak (halah). Rasanya, ilmu psikologi yang mamak pelajari selama 4.5 tahun sia-sia, karena anak sendiri pun gak bisa mamak kendalikan kelakuannya.  Jadi di rumah mamak, ada tetangga baru, rumah yang dulunya kosong, kini terisi kembali. Hati mamak gembira sekali, mana tetangga mamak ini bakul kue pulak. Ah, cocok kali rasa mamak kan. Tapiiiiiii.... si kakak, yang sangat antusias tetanggaan sama teman satu sekolah, euforianya keterlaluan. Buka mata pengen langsung main ke tetangga, dan jadi sering ngebentak-bentak kalo dibilang jangan pergi main. Yah, kan gimana ya, namanya juga orang, pengen tidur, istirahat, makan dan punya banyak waktu bersama keluarganya. Dan kalau si kakak main disitu berjam-jam, yang punya rumah pasti eneg, mau nyuruh pulang gak enak, mau dibiarin makin gak enak. Mamak udah ngasi ceramah sama si kakak, semua stok ceramah agama mamak udah mamak keluarkan. Tapi gak mempan

GAMBAR MAMAK

Semalam si kakak menggambar sesuatu di kertas bekas merk jaket. Dan pas udah selesai, taraaaaaaaa... Kata si kakak, "ini gambar bunda." Mamaknya sih ketawa, ngasi jempol. Dan si kakak mesem-mesem bangga dipuji mamaknya. Tapi sebenarnya dalam hati mamak bergejolak. Kenapa gambar mamak kaya gini, muka mamak dicoret-coret pulak. Maksudnya menggambarkan apa ini nak? Ditambah hidung mamak double gitu. Beserak-serak muka mamak yang ada dalam benak si kakak. Mungkin, ini teguran dari kakak dan Tuhan. Sebagai mamak, mamak masih berantakan dalam mendidik si kakak, gak bisa kasi contoh yang baik juga. Hobi ngomel dan marah-marah. Tiap dia mau ngomong disuruh diam. Sampai-sampai, si kakak tiap malam ngomong, "Bund, Pa, kakak haus." Mamak bapaknya yang flat ini ngomong, "minumlah kalau haus." "Kakak haus perhatian." Mamak sama bapak pandang-pandangan. Terus ketawa.  Padahal banyak makna pastinya dari kata-kata si kakak itu. Seja