Langsung ke konten utama

BIJAK

Jangan memaksa apa yang kita inginkan, karena jika Tuhan tak mengizinkan, tak akan pernah bisa kita dapatkan.

Tumben mamak bijak? Iya, ini karena dari subuh udah grasa grusu bangun subuh, masak, mandiin anak-anak, demiiiii ikut apel. Berangkat dari rumah jam 7 kurang 15, sampai di TPA anak bayi, TPA nya masih tutup. Kunaon? Ternyata motor ibu gurunya mogok. Lalu mamak gimana ini? Mamak telepon kepala sekolahnya, si ibu bilang, okelah dia datang. Okehhh, mamak menganalisa waktu, kalau mamak jam 7 dari TPA masih keburu apel. Jam 7 lewat 5 ibu gurunya baru datang.

Seperti slash mamak meluncur demi apel, sambil mikir, kalo Tuhan gak izinkan sudahlah. Jangan dipaksakan. Sampai di kantor, orang udah baris berbaris, syukurlah, hari ini bos besar gak ada mood nutup gerbang dan ngusir orang. Selamatlah mamak apel.

Pagi tadi mamak jadi bijak sebentar, sepanjang jalan mamak ikhlas kalau gak apel karena ibu guru anak bayi (tetep nyalahin orang). Ikhlas ikhlas ikhas. Hard to do, easy to say. 

Hidup ya begitu, gak semua yang kita inginkan dapat kita raih. Ada kalanya kita harus mengikhlaskan sesuatu yang kita sayangi, yang kita harapkan untuk pergi dan tak kembali lagi. Padahal kita telah berjuang keras untuk mendapatkannya. begitulah.

Seperti teman seruangan mamak ww yang baru saja kehilangan janinnya, yang sangat diharapkannya, yang sangat dijaganya, yang sangat diinginkannya. Bagaimanapun ww berusaha ikhlas, tetap saja sedih, tetap saja terluka, tetap saja dia takut melewati semua prosesnya. Terkadang hidup tak memberi kita kesempatan untuk menunggu terlalu lama, pergi dan kehilangan adalah kepastian. 

Iklas, banyak mengikhlaskan. Sabar, banyak bersabar. Hidup memang tidak semudah slogan pegadaian yang mengatasi masalah tanpa masalah. Hidup itu pengorbanan, keringat dan cucuran darah. Karena menjadi bijak, tidak dapat diraih hanya dengan menjadi tua. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada blog baru ini jadi semangat buat posting. Maklum manusia purba , orang-orang udah basi tapi aku baru mulai, selalu begitu..... Jadi semalam pagi2 aku stress berat. idupin laptop gak bisa.. Padahal baru dicas sampe penuh P adahal laptop ku baru Tuhan apa yang terjadi? dengan nafsunya aku bawa laptop ke tukang serpis. sekalian komplen masa laptop baru udah rusak. sampe disana, abang yang nyerpis laptopnya cute dan kelihatannya masih sangat brondong. abang cute :"Kenapa laptopnya BUK?" ahhhh, aku ibuk2? aku : "gak mau idup bang, padahal baru di cas semalam jadi gak mungkin abis batere." Si abang cute langsung nyari cas laptop terus ngecas laptop ku. lima menit kemudian dia coba idupin dan LAPTOPNYA IDUP. IDUP!!! Langsung malu dan ingin mengubur diri. tapi tetap jaga wibawa di depan abang cute. aku : "cuma abis batere ya bang? oh, mungkin karena semalam kerja sampe pagi, jadi baterenya gak kuat." cuih cuih cuih, kerja? yang ada juga ketiduran sampai pa

MAMAK MAUNYA APA

Ini pertanyaan yang sedang mamak ajukan ke diri mamak sendiri, berkaitan dengan si kakak (halah). Rasanya, ilmu psikologi yang mamak pelajari selama 4.5 tahun sia-sia, karena anak sendiri pun gak bisa mamak kendalikan kelakuannya.  Jadi di rumah mamak, ada tetangga baru, rumah yang dulunya kosong, kini terisi kembali. Hati mamak gembira sekali, mana tetangga mamak ini bakul kue pulak. Ah, cocok kali rasa mamak kan. Tapiiiiiii.... si kakak, yang sangat antusias tetanggaan sama teman satu sekolah, euforianya keterlaluan. Buka mata pengen langsung main ke tetangga, dan jadi sering ngebentak-bentak kalo dibilang jangan pergi main. Yah, kan gimana ya, namanya juga orang, pengen tidur, istirahat, makan dan punya banyak waktu bersama keluarganya. Dan kalau si kakak main disitu berjam-jam, yang punya rumah pasti eneg, mau nyuruh pulang gak enak, mau dibiarin makin gak enak. Mamak udah ngasi ceramah sama si kakak, semua stok ceramah agama mamak udah mamak keluarkan. Tapi gak mempan

GAMBAR MAMAK

Semalam si kakak menggambar sesuatu di kertas bekas merk jaket. Dan pas udah selesai, taraaaaaaaa... Kata si kakak, "ini gambar bunda." Mamaknya sih ketawa, ngasi jempol. Dan si kakak mesem-mesem bangga dipuji mamaknya. Tapi sebenarnya dalam hati mamak bergejolak. Kenapa gambar mamak kaya gini, muka mamak dicoret-coret pulak. Maksudnya menggambarkan apa ini nak? Ditambah hidung mamak double gitu. Beserak-serak muka mamak yang ada dalam benak si kakak. Mungkin, ini teguran dari kakak dan Tuhan. Sebagai mamak, mamak masih berantakan dalam mendidik si kakak, gak bisa kasi contoh yang baik juga. Hobi ngomel dan marah-marah. Tiap dia mau ngomong disuruh diam. Sampai-sampai, si kakak tiap malam ngomong, "Bund, Pa, kakak haus." Mamak bapaknya yang flat ini ngomong, "minumlah kalau haus." "Kakak haus perhatian." Mamak sama bapak pandang-pandangan. Terus ketawa.  Padahal banyak makna pastinya dari kata-kata si kakak itu. Seja