Pernah seterpuruk apa dalam hidup? Tiap orang pasti punya jawaban yang berbeda. Ukuran susah tiap orang juga berbeda. Bagi mamak, duit tinggal 20.000 di dompet itu masih aman, selagi bensin motor full. Tapi bagi sebagian orang mungkin, uang 100.000 yang tersisa di dompet pun sudah mengerikan.
Memang, kesulitan tiap orang gak bisa digeneralisasikan. Tentu susahnya mamak sama susahnya aburizal bakrie beda. Mamak susah itu kalo duit gak ada sepeserpun, anak sakit, beras habis, masya Allah, benar-benar sedih kalau berada dalam posisi kek gitu. Tapi kalo aburizal bakrie gak mungkin kehabisan beras kan?
Kehidupan mamak yang sekarang beda dengan kehidupan mamak yang dulu. Dulu, si bapak jauh, cuma berdua si kakak mamak pun bisa bebas main kemana-mana, jalan kemana-mana, makan kemana-mana. Sekarang tentu lain, anak udah dua, udah tinggal bareng si bapak, manajemen keuangan tentu harus lebih teliti. Bukan, mamak gak bilang keluarga mamak kekurangan. Alhamdulillah berkecukupan. Masih bisa jajan, makan, ibadah. Apa lagi kan? Tapi adakalanya, hidup berputar ke titik terendah dalam hal keuangan. Mamak gak ada maksud mengeluh, siapa sih jaman sekarang yang gak butuh uang? Mamak juga butuh, banget.
Seperti mamak bahas, ada kalanya hidup berputar ke titik nadir. Uang gak ada, pengem beli bakwan juga gak cukup. Syedih? Pasti. Nangis? Untuk apa nangis? Allah menjamin rejeki kita sampai mati. Jika kita masih hidup, berarti jatah rejeki kita belum habis. Mamak pernah sharing dengan syifa, temen dunia maya yang kenal di dunia nyata. Lagi susah, lagi gak ada duit syifa bilang, "kak, kalau aku lagi susah, aku zikir kak. Ya Allah, ya Razaq, insya Allah ada rejeki nanti. Kalo aku lagi masak, aku juga zikir, ya Allah, ya Latif, kalo anak aku sakit, zikir aku, ya Allah, ya Syifa." Itu menohok ke hati mamak. Mamak mulai intropeksi. Ibadah kurang, sedekah kurang, zikir kurang, dhuha gak pernah, tahajud apalagi, terus kenapa masih minta banyak?
Mamak mulai menerapkan anjuran mak abine itu. Rajin zikir, apalagi kalau lagi kere (dasar manusia akhir jaman), makin gencar lah ibadah. Zikirnya ya Allah ya Razaq. Gak cukup hanya zikir, yang paling penting tawakal. Yakin pada Allah. Begitu kata ustadz Khalid Basalamah tentang rejeki. Jadi kalo lagi kere, jangan mikirin nyari pinjaman, tapi bujuk Allah, rayu Allah, dengan doa, zikir dan sholat. Trust me, it's works.
The simple things, pas mamak pengen banget mamam sesuatu, tapi dipikir-pikir, daripada beli itu, mendingan beli tempe apa tahu gitu buat makan anak-anak. Malamnya, si ibu datang, bawain makanan persis kek yang mamak pengen. Masya Allah. Dan beberapa minggu yang lalu, mamak sama bapak kepepet banget perlu uang jumlah sekian. Mamak tawakal, zikir trus. Yakin Allah kasi jalan, tanpa perlu minjam atau ngeRIBA. Alhamdulillah, beberapa hari kemudian, abangnya si bapak nelpon, minta nomor rekening, dan transfer duit sejumlah yang mamak dan bapak perlukan. Siapa lagi yang menggerakkan hati mereka kalau bukan Allah? Dan ketika mamak pusing tanggal 1 pas tanggal merah yang artinya gaji si bapak bakal cancel sampai minggu depan, mamak gak mau minjam. Mamak bertahan. Walaupun duit mamak tinggal 17.000, mamak yakin cukup, selagi Allah belum kasih, berarti masih cukup. Siang-siang, si teteh, kakaknya si bapak, minta nomor rekening mau kirim buat jajan anak-anak. Mamak hanya bisa mengucap Masya Allah. Dan apalagi yang kita minta sebagai hamba? Allah sudah memberi segalanya.
Memang, rezeki tak hanya uang, banyak rezeki lain. Anak yang sehat, suami yang baik, saudara-saudara yang penyayang, semua adalah rezeki yang baik, yang sering kali alfa untuk kita sadari. Dan mamak, besyukur akan banyak hal. Bersyukur atas segala rezeki.
Mamak mulai menerapkan anjuran mak abine itu. Rajin zikir, apalagi kalau lagi kere (dasar manusia akhir jaman), makin gencar lah ibadah. Zikirnya ya Allah ya Razaq. Gak cukup hanya zikir, yang paling penting tawakal. Yakin pada Allah. Begitu kata ustadz Khalid Basalamah tentang rejeki. Jadi kalo lagi kere, jangan mikirin nyari pinjaman, tapi bujuk Allah, rayu Allah, dengan doa, zikir dan sholat. Trust me, it's works.
The simple things, pas mamak pengen banget mamam sesuatu, tapi dipikir-pikir, daripada beli itu, mendingan beli tempe apa tahu gitu buat makan anak-anak. Malamnya, si ibu datang, bawain makanan persis kek yang mamak pengen. Masya Allah. Dan beberapa minggu yang lalu, mamak sama bapak kepepet banget perlu uang jumlah sekian. Mamak tawakal, zikir trus. Yakin Allah kasi jalan, tanpa perlu minjam atau ngeRIBA. Alhamdulillah, beberapa hari kemudian, abangnya si bapak nelpon, minta nomor rekening, dan transfer duit sejumlah yang mamak dan bapak perlukan. Siapa lagi yang menggerakkan hati mereka kalau bukan Allah? Dan ketika mamak pusing tanggal 1 pas tanggal merah yang artinya gaji si bapak bakal cancel sampai minggu depan, mamak gak mau minjam. Mamak bertahan. Walaupun duit mamak tinggal 17.000, mamak yakin cukup, selagi Allah belum kasih, berarti masih cukup. Siang-siang, si teteh, kakaknya si bapak, minta nomor rekening mau kirim buat jajan anak-anak. Mamak hanya bisa mengucap Masya Allah. Dan apalagi yang kita minta sebagai hamba? Allah sudah memberi segalanya.
Memang, rezeki tak hanya uang, banyak rezeki lain. Anak yang sehat, suami yang baik, saudara-saudara yang penyayang, semua adalah rezeki yang baik, yang sering kali alfa untuk kita sadari. Dan mamak, besyukur akan banyak hal. Bersyukur atas segala rezeki.
Komentar
Posting Komentar