Langsung ke konten utama

FILM BIRU

Nur menatap sekeliling kamar Reyhan, putranya. Kamar anak kelas 5 sd ini sungguh berantakan. Nur bingung harus darimana mulai membersihkannya. Setiap sudut seperti berisi sampah, padahal itu semua adalah barang-barang milik Reyhan. Nur membongkar seprei tempat tidur Reyhan yang sudah bau apek. Smartphone Reyhan ternyata ada di balik bantal. Nur penasaran apa saja isi hape anak ini. Hape tersebut adalah hadiah karena Reyhan berhasil meraih rangking dua saat kenaikan kelas kemarin. 

Mungkin, sesekali aku perlu merazia hape Reyhan, mensterilkannya dari konten-konten terlarang, fikir Nur. Nur membuka riwayat pencariannya, facebook, instagram, semua bersih. Syukurlah, gumam Nur. Nur membuka whatsapp. Ada dua grup, grup 5A dan grup lelaki 5A. Nur tersenyum. Apa saja isi grupnya ya. Nur membuka grup 5A, hanya berisi informasi peer atau tugas kelompok. Nur membuka grup lelaki 5A. Ini berisi 20 anggota, sepertinya anak lelaki dari kelas Reyhan membentuk grup sendiri yang steril dari anak perempuan. Nur lagi-lagi tersenyum, membaca satu demi satu chat di grup, khas anak-anak, fikir Nur. Perlahan senyum Nur memudar, makin ke bawah, kening Nur makin berkerut. 

Arif : "guys, jadi kan pagi ini di rumah bang Naga."

Reyhan : "jadi dong guys. Abis sarapan aku meluncur."

Rizki : "jam 11 paling telat udah di sana ya guys."

Dito : "kata bang Naga, kita dikasih liat pilem apa guys?"

Hendri : "pilem seram."

Dito : "aku takut. Aku gak jadi ikut."

Reyhan : "cemen. Ikut. Semua lelaki 5 A wajib ikut."

Arif : "film biru guys, bagus kata bang Naga. Seru."

Nur membanting hape Reyhan, tentu saja ke kasur, kalau ke lantai bisa rusak hapenya, nanti menuntut beli baru anak itu. Hati Nur sakit, anaknya yang masih kelas 5 sd, anak lelaki yang diharapkannya akan menjadi amal jariyah saat ia tiada kelak, yang doa-doanya ia harapkan mengalir tanpa putus untuk menerangi kuburnya, nonton film biru bersama teman-temannya? Nur menangis. Sekejam inikah tekhnologi menjerumuskan anaknya?

Nur mengingat sosok Naga, anak kuliah merangkap penjaga mesjid. Dasar bejad anak itu. Imannya hanya untuk menutupi syahwatnya. Nur ingin memanggil suaminya, mengajak bang Yayan menggerebek rumah Naga. Pastilah saat ini mereka sedang menonton film biru. Tidak akan sempat, fikir Nur. Hari minggu begini, bang Yayan sibuk mengurus burung-burungnya. Mana dia mau aku ajak, Nur berjibaku dengan fikirannya sendiri. Aku saja dulu yang menangkap basah si Naga yang sedang berusaha merusak moral anak-anak, akan aku serahkan dia ke pak RT. 

Nur mengganti pakaian, dengan langkah pasti dia pergi ke rumah Naga. Nur sebenarnya tak habis fikir, kenapa anak sebaik Naga, penjaga mesjid dan penerima beasiswa bidik misi, melakukan perbuatan yang bejad itu. Anak seperti Naga saja yang imagenya baik, bisa melakukan perbuatan buruk, apalagi anak yang betul-betul nampak jahat. Entahlah, jaman sekarang ini, baik dan jahat memang abu-abu. Yang pasti, Nur hanya ingin mencegah anaknya larut dengan film biru. Film itu akan merusak moral dan akal anaknya. Nur takut, anaknya hancur. Nur menangis sepanjang jalan. Terbayang masa depan Reyhan yang ditangkap polisi karena memperkosa, mensodomi bahkan melecehkan anak di bawah umur. Tidak, tidak, aku ibunya, dengan tanganku, akan aku cegah anakku dari perbuatan keji. 

Sampai di depan pintu rumah Naga, Nur menggendor keras. 

"NAGA....NAGA." terdengar suara gaduh anak-anak di dalam. Hati Nur menggelegak, pastinya mereka kecewa aku datang, fikirnya

Pintu terbuka, Naga yang membukanya, dengan menggunakan baju koko putih dan sarung. Cuih, pikir Nur. Menonton film biru dengan menggunakan atribut keagamaan, benar-benar nista. 

"Apa yang kalian lakukan di dalam?" Tanya Nur dengan kasar. 

"Eh, kami... nonton Bu Nur." Jawab Naga dengan gugup. 

"Nonton apa? Kamu jangan macam-macam ya Naga. Saya bisa memanggil pak RT dan warga sini, agar kamu diusir dari kampung sini." Naga diam saja diserang oleh Nur dengan bertubi-tubi. 

"Loh, mak. Mamak ngapain kesini?" Reyhan keluar. Mungkin tak sabar menunggu film diputar kembali. 

"Kamu nonton apa? Pulang!"

"Reyhan nonton film mak. Gak mau pulang. Filmnya belum selesai." Reyhan merengek. 

"Ayo Ibu masuk," Naga membuka pintu lebar. Ruangan tampak gelap, dan ada satu infokus yang ditembakkan ke tembok warna putih. Nur geram melihat suasana itu. Puas sekali anak-anak ini nonton film biru. Naga memutar film kembali. Nur bengong, tiada ada adegan tak senonoh. 

"Ini film biru Bu Nur. Judulnya memang biru. Menceritakan tentang anak mantan tkw, yang lahir dari hasil perkosaan majikan ibunya, anak ini bermata biru, dia selalu menjadi bahan bully teman-temannya, tapi dia berusaha untuk kuat. Ini tugas kuliah saya Bu Nur. Film independent yang saya buat bersama teman-teman sekampus. Sengaja sebelum dikumpulkan, saya kumpulkan anak-anak untuk menonton, agar mereka tahu, membully itu perbuatan yang buruk." Naga menjelaskan. Nur diam. Malu juga. Ternyata dia yang salah sangka dan bertidak berlebihan. 

"Mamak ngapain kesini? Reyhan kan dah bilang tadi mau kesini." Reyhan protes, sepertinya dia malu karena ibunya datang menyusul. 

"Eh, anu, eh, mamak mau belikan mi ayam, tapi mamak gak tau berapa jumlah kalian. Mamak kesini mau bertanya pada bang Naga." Anak-anak berteriak kesenangan, Naga tersenyum, Nur pun tersenyum pahit. Terpaksa dia mengorbankan uang belanjanya minggu ini untuk membelikan anak-anak mi ayam. Nasib nasib, pikir Nur, pilu. 

*selesai

Komentar

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada blog baru ini jadi semangat buat posting. Maklum manusia purba , orang-orang udah basi tapi aku baru mulai, selalu begitu..... Jadi semalam pagi2 aku stress berat. idupin laptop gak bisa.. Padahal baru dicas sampe penuh P adahal laptop ku baru Tuhan apa yang terjadi? dengan nafsunya aku bawa laptop ke tukang serpis. sekalian komplen masa laptop baru udah rusak. sampe disana, abang yang nyerpis laptopnya cute dan kelihatannya masih sangat brondong. abang cute :"Kenapa laptopnya BUK?" ahhhh, aku ibuk2? aku : "gak mau idup bang, padahal baru di cas semalam jadi gak mungkin abis batere." Si abang cute langsung nyari cas laptop terus ngecas laptop ku. lima menit kemudian dia coba idupin dan LAPTOPNYA IDUP. IDUP!!! Langsung malu dan ingin mengubur diri. tapi tetap jaga wibawa di depan abang cute. aku : "cuma abis batere ya bang? oh, mungkin karena semalam kerja sampe pagi, jadi baterenya gak kuat." cuih cuih cuih, kerja? yang ada juga ketiduran sampai pa

MAMAK MAUNYA APA

Ini pertanyaan yang sedang mamak ajukan ke diri mamak sendiri, berkaitan dengan si kakak (halah). Rasanya, ilmu psikologi yang mamak pelajari selama 4.5 tahun sia-sia, karena anak sendiri pun gak bisa mamak kendalikan kelakuannya.  Jadi di rumah mamak, ada tetangga baru, rumah yang dulunya kosong, kini terisi kembali. Hati mamak gembira sekali, mana tetangga mamak ini bakul kue pulak. Ah, cocok kali rasa mamak kan. Tapiiiiiii.... si kakak, yang sangat antusias tetanggaan sama teman satu sekolah, euforianya keterlaluan. Buka mata pengen langsung main ke tetangga, dan jadi sering ngebentak-bentak kalo dibilang jangan pergi main. Yah, kan gimana ya, namanya juga orang, pengen tidur, istirahat, makan dan punya banyak waktu bersama keluarganya. Dan kalau si kakak main disitu berjam-jam, yang punya rumah pasti eneg, mau nyuruh pulang gak enak, mau dibiarin makin gak enak. Mamak udah ngasi ceramah sama si kakak, semua stok ceramah agama mamak udah mamak keluarkan. Tapi gak mempan

GAMBAR MAMAK

Semalam si kakak menggambar sesuatu di kertas bekas merk jaket. Dan pas udah selesai, taraaaaaaaa... Kata si kakak, "ini gambar bunda." Mamaknya sih ketawa, ngasi jempol. Dan si kakak mesem-mesem bangga dipuji mamaknya. Tapi sebenarnya dalam hati mamak bergejolak. Kenapa gambar mamak kaya gini, muka mamak dicoret-coret pulak. Maksudnya menggambarkan apa ini nak? Ditambah hidung mamak double gitu. Beserak-serak muka mamak yang ada dalam benak si kakak. Mungkin, ini teguran dari kakak dan Tuhan. Sebagai mamak, mamak masih berantakan dalam mendidik si kakak, gak bisa kasi contoh yang baik juga. Hobi ngomel dan marah-marah. Tiap dia mau ngomong disuruh diam. Sampai-sampai, si kakak tiap malam ngomong, "Bund, Pa, kakak haus." Mamak bapaknya yang flat ini ngomong, "minumlah kalau haus." "Kakak haus perhatian." Mamak sama bapak pandang-pandangan. Terus ketawa.  Padahal banyak makna pastinya dari kata-kata si kakak itu. Seja