Langsung ke konten utama

BERTAHAN ATAU BERPISAH

Sebuah rumah tangga, bukan hanya tentang bahagia, ada luka, air mata dan kepedihan di sana. Sebuah rumah tangga, bukan hanya tertawa bersama, tapi juga bagaimana mengatasi emosi bersama. Saat marah begitu menguasai hati, saat ingin pergi, saat ingin memaki, saat ingin meninggalkan satu dan yang lain, namun akhirnya, tetap berdiri disisinya, walaupun dalam  hati banyak luka menganga. Atau, memilih pergi saja, karena sudah tak sanggup berada dalam badai. Semua adalah pilihan. Terserah memilih jalan apa. Karena bahagia kita adalah tanggung jawab kita.

Mengapa harus berpisah?

Perpisahan dalam pernikahan adalah perbuatan halal yang dibenci Allah. Banyak wanita yang memilih meninggalkan suaminya, karena berbagai hal. Yang terkadang alasannya tak semua orang memahami. Yang terkadang luka dalam hatinya hanya dia yang memahami. Jika suami selingkuh, haruskah kita bertahan? Jika suami kdrt haruskah kita bertahan? Jika suami melakukan kekerasan verbal, haruskah kita bertahan? Jika suami yang memilih pergi, haruskah kita berlari mengejarnya? Pernikahan itu kompleks. Ada tanggung jawab di dalamnya, ada kewajiban di dalamnya, ada hak di dalamnya. Jika individu yang berada di dalamnya tidak bertanggung jawab, lalu bagaimana rumah tangga itu tetap berjalan? Seorang istri yang ditinggalkan atau meninggalkan, harus tetap kuat, berdiri tegak, menyandang status janda sangat tidak mudah. Di lingkungan masyarakat, kata janda itu seperti momok, yang akan menggoda para lelaki. Padahal, tidak semua wanita tanpa suami adalah wanita yang tidak baik. Perpisahan kadang menimbulkan trauma berat dalam hati wanita, tidak seperti lelaki yang mudah menemukan pengganti, wanita akan jauh lebih selektif atau memilih untuk tidak tercebur kembali dalam pernikahan. Karena pastinya, luka yang dihasilkan akan tetap sama jika kembali menemukan pasangan yang salah. Berpisah dan kembali bahagia. Berpisah dan melepaskan anak dari trauma pertengkaran orang tuanya. Berpisah dan melupakan semuanya. Memulai hidup dari titik terendah tanpa menoleh kebelakang. Meninggalkan semua luka yang pernah ada. Berpisah dan kembali pada keluarga. Berpisah dan tetap bisa tegak. Karena seumur hidup terlalu lama jika bersama orang yang salah. Karena semur hidup akan terlalu lama untuk tidak bahagia. 

Lalu, mengapa harus bertahan,

Bagi sebagian perempuan, anaklah alasannya. Anaklah penguatnya. Anaklah obatnya. Hanya tentang anak. Perselingkuhan, kekerasan dan segala tetek bengek menyakitkan dalam pernikahan dapat terampuni karena anak. Menjaga perasaan anak, hingga dia dewasa, jangan sampai ada trauma perpisahan dalam hidupnya. Terkadang tentang materi, jargon "kalau pisah mau makan apa" selalu didengungkan dalam pikiran agar dapat memaafkan semuanya. Seorang istri selalu punya alasan untuk memaafkan kesalahan suami. Sebanyak apapun air mata yang telah tercurah karena sikapnya, sepahit apapun sikap yang terpaksa harus ditelan, seperih apapun luka yang telah ditorehkan, maaf selalu ada. Lelaki adalah makhluk dengan ego tinggi, ketika istrinya mempunyai banyak materi, dia marah, ketika istrinya tak bisa mencari uang, dia pun tak suka. Ketika istrinya bisa berdandan, dia bilang istrinya murahan, ketika istrinya tidak berdandan, dia bilang istrinya tak enak dipandang. Wanita dengan label istri harus banyak maklum dan paham. Maklum dan paham inilah yang akan menyelamatkan pernikahan. Iyaa, fahami saja. Terima saja. Maafkan saja. Kasihan anak jika hidup sebagai anak broken home. Kasihan anak jika harus tinggal terpisah dari kedua orang tuanya. Bertahanlah. Demi anak. Ah, tidak itu saja. Kesabaran adalah benih, yang jika kita tanam, kita pupuk, kita akan menuai buah yang manis. Bertahanlah demi Allah juga. Menjauh dari perbuatan yang Allah benci. Jika suami jahat biarlah Allah yang membalas. Berdoa saja, dan teruslah menjadi baik. 

Ketika berada dipersimpangan,

Bertanyalah pada Nya, jangan pada manusia, karena manusia makluk dengan akal yang memiliki batas. Dia lah yang tahu apa yang terbaik. Jika bertanya padaNya, jawabannya adalah pasti benar, pasti yang terbaik. Tawakal dan yakin pada Tuhan. Berpisah atau bertahan memiliki resiko yang sama beratnya. Tuhan lah yang tau keputusan terbaik yang harus diambil.

Jika bertahan dengan seribu alasan adalah yang terbaik, maka lakukanlah. Jika berpisah adalah satu-satunya jalan keluar, maka pilihlah. Sebab, hati dan perasaan kita hanya milik kita. Luka dan duka hanya kita yang bisa merasakan. 

Apapun pilihan yang diambil ketika berada di persimpangan, tetaplah kuat. Hidup tak memberi banyak kesempatan untuk menjadi lemah. 


Komentar

  1. Sepakat mbak dengan kalimat, Bertanyalah padaNya jangan pada manusia.. Keputusan yg diambil setelah bertanya kepadaNya insya allah menentramkan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. İya mba, keputusan dari Tuhan adalah yang paling benar. Dia yang tahu masa depan kita akan seperti apa. Terimakasih ya mba sudah mampir disini.

      Hapus
  2. Benar banget Mbak..Lebih baik pertimbangkan baik-baik dan minta petunjuk Allah. Jika yang terbaik adalah perpisahan kenapa nggak ? Karena pernikahan yang tidak sehat mungkin juga akan menghancurkan hidup anak-anak kita, nggak jauh beda dengan perceraian..:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. İya mba, hanya Allah yang tahu apa yang terbaik bagi hambanya. Perceraian itu bukan tragedi, tragedi itu adalah bertahan berada dalam rumah tangga yang gak bahagia. Terimakasi ya mba, sudah mampir.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada blog baru ini jadi semangat buat posting. Maklum manusia purba , orang-orang udah basi tapi aku baru mulai, selalu begitu..... Jadi semalam pagi2 aku stress berat. idupin laptop gak bisa.. Padahal baru dicas sampe penuh P adahal laptop ku baru Tuhan apa yang terjadi? dengan nafsunya aku bawa laptop ke tukang serpis. sekalian komplen masa laptop baru udah rusak. sampe disana, abang yang nyerpis laptopnya cute dan kelihatannya masih sangat brondong. abang cute :"Kenapa laptopnya BUK?" ahhhh, aku ibuk2? aku : "gak mau idup bang, padahal baru di cas semalam jadi gak mungkin abis batere." Si abang cute langsung nyari cas laptop terus ngecas laptop ku. lima menit kemudian dia coba idupin dan LAPTOPNYA IDUP. IDUP!!! Langsung malu dan ingin mengubur diri. tapi tetap jaga wibawa di depan abang cute. aku : "cuma abis batere ya bang? oh, mungkin karena semalam kerja sampe pagi, jadi baterenya gak kuat." cuih cuih cuih, kerja? yang ada juga ketiduran sampai pa...

TUPPERWARE

Sumini ikut mengerumuni mba Lis, pedagang tupperware di TK Sekar, anaknya. Sejak ada mba Lis, wali murid di TK Sekar seakan berlomba, mengoleksi tupperware. Jangan sampai, koleksi tupperwareku kalah sama yang lain, batin Sumini.  "Ayo mba Sumini, ini bagus loh. Senwid kiper, ada botol minumnya sekalian, gambar kuda poni warna ping," mba Lis mulai promosi. Kebetulan cicilan tupperware Sumini memang sudah lunas. Jadi, apa salahnya ambil baru? "Apa mba Lis? Senwid kiper? Apa sih itu?" Tanya Sumini.  "Tempat bekal khusus buat senwid mba Sum," Sumini mengucapkan o panjang, padahal dalam hati dia bingung, senwid itu apa. İbu-ibu lain mulai menjatuhkan pilihan tupperware yang mereka inginkan. Sumini panas, dia juga harus beli, jangan kalah dengan yang lain. "Aku pesan senwid kipernya mba Lis. Sepuluh kali bayar ya," kata Sumini. Mba Lis mencatat pesanan Sumini, dan mengambilkan barangnya di mobil.  "Kalau sepuluh kali bayar, ga...

ASISTEN RUMAH TANGGA

Punya asisten rumah tangga gak selamanya enak, apalagi bagi mamak-mamak perfeksionis, yang ngerasa rumahnya belum bersih, kalau belum disapu sendiri. Duluuuu, waktu mamak masih remaja, wawa terbiasa menggunakan art. Tapi ya itulah, kadang art ini bikin majikannya makan hati, lebih daripada majikan gaya hidupnya. Yang pertama art wawa namanya kak su, ini art paling most wanted. Nurut dan gak neko-neko. Berenti kerja karena cucunya lahir dan pengen momong cucu. Art wawa selanjutnya udah gak ada yang benar. Tingkahnya macam-macam. Yang hobi pacaranlah, kalo rumah kosong suka berbuat yang aneh-aneh, ada yang malas banget, udah lama kerja tapi gak pernah ada inisiatip, kalo wawa gak nyuruh, duduk nonton tipi seharian, ada yang rajin tapi manja banget, pas sakit, si ibu yang jadi perawat pribadinya, dari ngasi obat sampai suapin makan. So many. Sampai pada titik, wawa lelah make art, dan cuma pake art cuci setrika aja.  Kerjaan rumah tangga itu seperti unfinished bussiness, tak pern...