Back to Real Life... Menjadi gembel di Dumai... Hehehe
Ternyata kondisi kantor tak seindah biasa, sepi lagi sepi lagi... Ughh...
Akhirnya,aku sampai pada tahap 'tenaaang' setelah lama gelisah karena pindah ke Dumai. Sekarang aku lagi sendiri di rumah. Homemaid ku, kak Rina, lagi sakit. Matanya bengkak gitu,heran juga, hamil bisa di mata ya.... Cepat sembuh sista... Wajar kalo kau sakit kakak, kacang sebungkus besar itu kau makan sendiri... Ingat umur,udah banyak penyakit... Hehehehe...
Ehm... Sebenar benar nya,aku ngerasa gak adil. Okeh, kami 10 orang dengan jabatan dan status yang sama, penempatan sama, knapa cuma 7 orang yang bener2 stay di sini?? MANA YANG LAIN?? Batang hidungnya gak ada muncul. Tapi sudahlah. Toh bukan aku yang bayar gaji mereka, bukan aku yang kasih makan mereka. Aku ngerti kok, ngerti banget dengan kondisi mereka. Si A, B dan si C gak mau pindah karena alasan keluarga. Emang aku gak punya keluarga?? Itu kan pilihan kita. Harusnya kan mundur aja sekalian, daripada makan gaji buta. Mungkin mereka beralasan, di kantor kan belum ada kegiatan bla bla bla... Yah...emang gitu,tapi apa kalian gak punya sebuah rasa yang bernama TANGGUNG JAWAB?? Ada atau gak ada kegiatan, kita tetap di gaji... Artinya kita harus ada di tempat kerja kita, di Dumai... Sekarang atau nanti sama aja. Mengertilah akan kesulitan orang lain. Jangan karena alasan:
"Mau makan apa kita di sana gak ada pelatihan?"
hey, aku selama ini makan layak kok. Apa bedanya kamu sama aku? Justru karena keberadaanmu yang entah dimana tapi tetap menerima gaji yang sama dengan kami di sini, makanan yang kamu makan 'MUNGKIN' menjadi tidak layak bagimu, karena kamu gak berhak mendapatkannya. Kalo saja mereka tahu, salah seorang security di kantor hanya bisa makan ubi karena udah gak ada uang buat beli beras, pasti mereka bersukur karena mereka mendapatkan gaji yang lebih dari cukup.
Atau beralasan:
"Anak aku masih sekolah jadi belum bisa pindah"
kalo aku jadi bos, aku bakalan bilang : "ya gak papa,tapi kamu gak gajian sampai anak kamu tamat sekolah"
Hmmmm, mungkin TK jaman sekarang canggih ya. Kalo pindah, bakal batal sks yang udah diambil... Hallllooo... DUMAI ini bukan daerah terpencil yang gak ada sekolah. Semuanya ada di sini, TK, SD, SMP, SMA sampe perguruan tinggi ada. Listrik ada, air ada, apa lagi yang kurang??? Kalo gak memulai sekarang, besok2 akan lebih sulit.
Ya sudahlah, orang hidup kan punya cara masing2. Aku memilih cara ini, pindah total walopun aku takut awalnya. ALHAMDULILLAH sekarang aku tenang. Belum tentu aku sebahagia sekarang kalau aku tidak berada di sini...
Banyak hikmah yang aku ambil dengan berani memutuskan pindah. Salah satunya mengajarkan aku untuk selalu bersukur atas segala rezeki yang Allah kasih ke aku. Aku masih ada uang untuk beli beras saat beberapa langkah dari tempatku berdiri, ada yang gak mampu beli beras, dan terpaksa puas dengan makan ubi... Aku masih ada uang untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak saat yang lain harus ikhlas tinggal di kantor, gak ada listrik dan terpaksa tidur rame2 di selasar... Aku juga menggali hal positif dari dalam diriku, ternyata aku punya rasa TANGGUNG JAWAB. Walopun gak terlalu besar,tapi aku merasa dengan pindah ke sini aja udah menunjukkan suatu bentuk tanggung jawab terhadap rezeki pekerjaan yang dikasih Allah. Mudah2an, langkah kecil yang aku ambil sekarang, akan 'membesarkanku' di masa yang akan datang... Thanks so much Allah for all my life...
Ternyata kondisi kantor tak seindah biasa, sepi lagi sepi lagi... Ughh...
Akhirnya,aku sampai pada tahap 'tenaaang' setelah lama gelisah karena pindah ke Dumai. Sekarang aku lagi sendiri di rumah. Homemaid ku, kak Rina, lagi sakit. Matanya bengkak gitu,heran juga, hamil bisa di mata ya.... Cepat sembuh sista... Wajar kalo kau sakit kakak, kacang sebungkus besar itu kau makan sendiri... Ingat umur,udah banyak penyakit... Hehehehe...
Ehm... Sebenar benar nya,aku ngerasa gak adil. Okeh, kami 10 orang dengan jabatan dan status yang sama, penempatan sama, knapa cuma 7 orang yang bener2 stay di sini?? MANA YANG LAIN?? Batang hidungnya gak ada muncul. Tapi sudahlah. Toh bukan aku yang bayar gaji mereka, bukan aku yang kasih makan mereka. Aku ngerti kok, ngerti banget dengan kondisi mereka. Si A, B dan si C gak mau pindah karena alasan keluarga. Emang aku gak punya keluarga?? Itu kan pilihan kita. Harusnya kan mundur aja sekalian, daripada makan gaji buta. Mungkin mereka beralasan, di kantor kan belum ada kegiatan bla bla bla... Yah...emang gitu,tapi apa kalian gak punya sebuah rasa yang bernama TANGGUNG JAWAB?? Ada atau gak ada kegiatan, kita tetap di gaji... Artinya kita harus ada di tempat kerja kita, di Dumai... Sekarang atau nanti sama aja. Mengertilah akan kesulitan orang lain. Jangan karena alasan:
"Mau makan apa kita di sana gak ada pelatihan?"
hey, aku selama ini makan layak kok. Apa bedanya kamu sama aku? Justru karena keberadaanmu yang entah dimana tapi tetap menerima gaji yang sama dengan kami di sini, makanan yang kamu makan 'MUNGKIN' menjadi tidak layak bagimu, karena kamu gak berhak mendapatkannya. Kalo saja mereka tahu, salah seorang security di kantor hanya bisa makan ubi karena udah gak ada uang buat beli beras, pasti mereka bersukur karena mereka mendapatkan gaji yang lebih dari cukup.
Atau beralasan:
"Anak aku masih sekolah jadi belum bisa pindah"
kalo aku jadi bos, aku bakalan bilang : "ya gak papa,tapi kamu gak gajian sampai anak kamu tamat sekolah"
Hmmmm, mungkin TK jaman sekarang canggih ya. Kalo pindah, bakal batal sks yang udah diambil... Hallllooo... DUMAI ini bukan daerah terpencil yang gak ada sekolah. Semuanya ada di sini, TK, SD, SMP, SMA sampe perguruan tinggi ada. Listrik ada, air ada, apa lagi yang kurang??? Kalo gak memulai sekarang, besok2 akan lebih sulit.
Ya sudahlah, orang hidup kan punya cara masing2. Aku memilih cara ini, pindah total walopun aku takut awalnya. ALHAMDULILLAH sekarang aku tenang. Belum tentu aku sebahagia sekarang kalau aku tidak berada di sini...
Banyak hikmah yang aku ambil dengan berani memutuskan pindah. Salah satunya mengajarkan aku untuk selalu bersukur atas segala rezeki yang Allah kasih ke aku. Aku masih ada uang untuk beli beras saat beberapa langkah dari tempatku berdiri, ada yang gak mampu beli beras, dan terpaksa puas dengan makan ubi... Aku masih ada uang untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak saat yang lain harus ikhlas tinggal di kantor, gak ada listrik dan terpaksa tidur rame2 di selasar... Aku juga menggali hal positif dari dalam diriku, ternyata aku punya rasa TANGGUNG JAWAB. Walopun gak terlalu besar,tapi aku merasa dengan pindah ke sini aja udah menunjukkan suatu bentuk tanggung jawab terhadap rezeki pekerjaan yang dikasih Allah. Mudah2an, langkah kecil yang aku ambil sekarang, akan 'membesarkanku' di masa yang akan datang... Thanks so much Allah for all my life...
Komentar
Posting Komentar