Kesendirian itu menyedihkan, menyesatkan dan kadang meninggalkan bekas yang berakibat fatal. Begitu juga kesendirian yang aku alami selama 4 hari kemarin. Homemaid ku, Kak Rina tidur sama keluarganya di hotel, sebenarnya aku cukup bahagia, karena tiap pagi aku datang mengunjungi mereka dengan rasa lapar, dan ikut sarapan sempurna di sana. Tapi, di hari kedua home alone, aku bangun terlalu pagi. Selesai beresin rumah, tetap aja masih pagi, gak mungkin jam 6 pagi aku muncul ke sana, sangat memalukan kalo itu terjadi. Maka aku pun duduk di dekat parit belakang rumah. Kesendirian memunculkan banyak ide di kepalaku untuk melakukan sesuatu.
Ritual Pertama : Menggunting kuku tangan.
Ritual Kedua : Memandang kuku kaki, dan memutuskan belum layak untuk di eksekusi.
Rituan Ketiga : Masuk kamar dan menyisir rambut, mengamati poni yang udah terlalu panjang.
Ritual selanjutnya, dengan penuh birahi, mengambil gunting, kaca hadiah kawinan dan kembali duduk di dekat parit belakang rumah. Berusaha menyamakan posisi poni bagian kanan dan kiri, lalu tanpa mengucapkan Bismillah, poni itu di sunat dengan hinanya. Cukup sekali aja, dan aku sadar aku telah melakukan kesalahan fatal. Terlalu Pendek, Sodara-sodara. Kesendirian dan kehampaan yang aku rasakan, berakibat terlalu jauh. Aku merendahkan martabat poni ku sendiri.
Tiba-tiba ingatanku kembali ke masa lalu, saat aku masih bersama ibuku tercinta. Kami ke salon dan aku bilang aku mau potong poni seperti Dora The Explorer, ibu berkata dengan wajah iba, "Jangan Nak, wajahmu terlihat tambah lebar jika hal itu benar-benar kau lakukan." Apa kata ibu jika melihat poni tak rata hasil karya anaknya ini? Dan memory ku melayang lagi pada Untochable Man, si Kabogoh yang bodoh itu. Aku pernah bertanya dengan manja,
Aku : "Yank, aku mau potong poni ya....."
Untouchable Man : "Udah, gak usah macam-macam. Rambut cuma tiga helai itu aja mau dimacem-macemin."
Aku : "Tapi kan lucu."
Untouchable Man : "Udah gak usah. Ntar mirip JAMAIKO!!!"
Jangan heran, Untouchable Man itu cukup bodoh untuk mengerti bahwa ADIK nya GIANT itu JAIKO bukan JAMAIKO. Pasti hanya penghinaan yang akan aku dapatkan seandainya dia melihat poniku ini.... Kependekan dan bentuknya seperti jalanan arah ke kantor, gak rata.....
Begitulah hasil poni yang difoto secara close up. Moga-moga, poni itu cepat panjang sehingga jejak-jejak ketidak merataan nya bisa terhapus dan luput dari mata ibu dan untochable man..... ...
Waktu Kak Rina back to home. Aku sengaja mau buat surprise tentang poni ini. Jadi, sore-sore dia lagi jongkok-jongkok bersihin parit belakang, aku menyisir poni ku dengan cute. Terus aku tanya, "Kak, cute gak?" Wanita berdarah dingin itu, melirik ku sekejap dengan sinis, lalu berkata datar, "Cute." dan dia membersihkan parit lagi. Mungkin aku akan tetap merasa cute kalau tadi sore dia gak meralat ucapannya. Ternyata hanya di mulut saja kata "Cute" itu di lafazkannya, di hatinya kata "CULUN". Dia gak sanggup hidup dalam kebohongan seumur hidup.......
Apapun kata mereka, aku tetap merasa, poni itu cukup imut kok #walopunberderaiairmata.
Komentar
Posting Komentar