Hahoy.... Untuk pertama kalinya seumur hidup ngeliat Dumai Expo. Kalo di Pekanbaru, segala EXPO aku gak pernah ada minat buat ngeliat. Tapi disini, acara seperti itu merupakan satu-satunya ajang untuk melepaskan diri dari gejala-gejala Austism. Lama-lama tinggal sendiri, aku gak bakalan ngerti lagi gimana caranya berkomunikasi dengan orang lain, lupa cara ngomong, lupa cara senyum. Dan akhirnya menjadi psikopat. TIDAAAKKKKKK....... Karena gak mau hal itu terjadi, aku memutuskan untuk ikut Rika, hari Kamis sore ke TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Dumai, di sana Dumai Expo diadakan. Dengan semangat, aku, Rika dan Tiwi, adik sepupu Rika meluncur menuju ke TPI.
Udah kebayang yang muluk-muluk aja sepanjang jalan. Acara keren dengan banyak stand makanan, minuman, souvenir, jilbab, bros lucu-lucu dan macam-macam. Sampe sana, hati langsung dihantam rasa kecewa. Ternyata biasa aja. Cuma ada stand-stand perusahaan, dinas pemerintahan, sekolah, jualan buku. Terus di luar ruangan ada permainan anak-anak, jadi kaya pasar malam. Emang, di luar pameran banyak warung tenda, tapi yang dijual standar aja, juice, teh es, indomie, dll. Biasanya kan kalo pameran ada banyak makanan khas daerah, yang aku temui cuma keripik cabe IKA yang udah biasa aku beli kalo ada request dari Pekanbaru.
Ini stand-stand Dumai Expo yang sempat aku foto
Stand PT. Pelindo Dumai
Stand Pemerintahan Negeri Melaka
Stand Kemitraan Usaha Kecil Dan Koperasi
Stand Pertamina
Stand Dewan Kesenian Dumai
Itu cuma sebagian kecil dari stand-stand yang ada. Aku gak pernah ngeliat gimana Dumai Expo yang sebelumnya, tapi kalo penilaian aku pribadi, Dumai Expo kali ini, kurang menarik. Mungkin ramenya karena di Dumai emang minim tempat hiburan, makanya orang berbondong-bondong ke sana. Standnya juga gak penuh. Di lantai 2 pameran, kosong banget. Paling kurang dari sepuluh stand yang ada.
Jadi, setelah merasa sia-sia mengelilingi pameran, mata kami terpaku ngeliat laut. Di belakang TPI ternyata ada laut lepas, cantik banget. Dengan binal, kami berambisi ke sana, gak perduli langit udah gelap. Melalui jalan yang penuh aral melintang, melewati tebing curam dan jembatan kayu yang mau roboh, kami sampai dengan selamat. Emang cantik, dibandingkan dengan laut yang dekat rumahku, kalah jauh....
Itu foto narsis di pinggir laut, sekaligus awal kejadian naas untuk Rika. Setelah melihat Dumai Expo, Rika langsung melakukan Expo (R) hape secara tidak langsung kepada orang lain, melalui perantara tempat duduk batu di pinggir laut Dumai. Gak ngerti juga kejadian persisnya gimana, yang jelas, setelah hari makin gelap kami pulang, menempuh jalan hidup masing-masing. Pas baru nyampe rumah, Rika nelpon aku, nanyain, hape nya ada kebawa gak. Aku bingung, jangankan terbawa, megang aja nggak. Kesimpulannya, hape Rika ketinggalan di batu tempat kami duduk itu. Langsung Rika sama Bang Anto balik lagi ke sana, Alhamdulillah, hapenya udah raib. Malang tak dapat diraih, untuk tak dapat ditolah, sisiak bana nan tak elok, Tek Rika...
Ini wajah Rika yang tampak bahagia melihat Dumai Expo sebelum melakukan Expo (R) hape
Setelah kejadian itu, jangan ditanya gimana keadaan Rika sekarang. Dia langsung tergeletak lemah tak berdaya di tempat tidur selama 1 x 24 jam, berat badannya turun drastis, rambut rontok, gak mau mandi, gak mau makan nasi, nangis darah sampai mata bengkak, gak mau keluar rumah, trauma lihat laut. Banyak gejala-gejala abnormal yang dialaminya. Maaf Tek, saya tak bisa bantu apa-apa, hanya bisa bantu.... bantu.... bantu apa ya, emang gak ada yang bisa saya bantu... Maaf ya.... Mudah-mudahan Tuhan memberimu hape yang lebih baik dan tidak sombong.... Amiinnnn.....
Komentar
Posting Komentar