NGOBROL BARENG BAPAK

Entah kenapa, akhir-akhir ini postingan mamak terfokus pada si bapak. Mungkin karena pernikahan yang telah menginjak tahun ketujuh ini, membuat si bapak berubah fungsi menjadi partner ngerumpi yang cukup menyebalkan. Jadi tema keseharian, gak lepas dari obrolan bareng si bapak. 

Jadi, hujan hari ini mengurung mamak sekeluarga di rumah seharian. Quality time langka yang jarang terjadi. Si bapak bete sih keknya, karena bentar-bentar mamak minta tolong pegangin anak bayi, yang mau makanlah, sholatlah, pipislah. Si bapak yang biasa bebas berekspresi, hari ni jadi terkukung kebebasannya. Terpaksa bentar-bentar dia momong anak. 

Seperti biasa, mamak sama bapak kalo ngobrol suka macam-macam. 

Bapak : "Pilim Dilan bagus ya Bund. Ringan, asik."

Mamak : "Heeh Pak. Itu kisah nyata Pak."

Bapak : "Dilan itu mirip bapak Bund."

Masya Allah, kalau Dilan ngegombal, air mata Milea menetes. Kalo bapak yang ngegombal, air juga yang menetes, tapi dari mulut. Muntah denger gombalannya. 

Bapak : "Kalo cewek Bund, anaknya dua, masih cantik. Tapi kalau udah tiga anaknya, pasti jadi jelek."

Mamak : "Berarti bunda cantik pak."

Bapak : "Jelek."

Mamak : "Waktu anak satu?"

Bapak : "Jelek juga."

Mamak : "Sebelum nikah?"

Bapak : "Jelek juga. Bawaan lahir."

Ya sudahlah, percuma maksa bapak buat jujur. Dia selalu yakin, istrinya ini jelek. Padahal kadang, gak selalu yang kita yakini itu adalah hal yang sesungguhnya.