Kepalaku langsung sakit, ketika baru tiba di rumah, Sari, wanita yang aku nikahi 7 bulan lalu, mengadu sambil menangis bahwa dia baru saja dimaki-maki oleh ibu pemilik kontrakan karena sudah 3 bulan belum bayar uang sewa. Akhir-akhir ini aku memang tidak ada waktu mencari uang tambahan, waktuku habis di kampus, berpacu dengan waktu menyelesaikan tugas akhir. Jika tidak, aku harus membayar lagi uang spp semester depan. Aku tidak sanggup. Namun, harus ada yang aku korbankan, aku jadi tidak pernah punya uang berlebih. Rupiah yang tersisa hanya cukup untuk makan. Aku memeluk Sari. Membelai rambutnya. “Sabar ya Neng, Aa bakal nyari uang.” Janjiku. Janji yang sebenarnya akupun tidak tau bagaimana cara memenuhinya. “Iya A. Maafin Sari ya, Aa baru pulang kuliah, bukannya dihidangin makanan, malah dapat masalah.” Aku hanya diam. Inilah mungkin alasannya, mengapa ibuku sangat menentang pernikahanku dengan Sari. Aku menikah pada usia cukup muda, 21 tahun. Sari 23 tahun. Sari adalah ...
Cerita kehidupan gak penting dari seorang mamak yang sayang anak